Anas Soroti Ketimpangan Pembangunan, Berharap NTT Jadi 'Nasib Tambah Terang'

Anas Soroti Ketimpangan Pembangunan, Berharap NTT Jadi 'Nasib Tambah Terang'

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 10 Jan 2024 10:32 WIB
Ketum PKN Anas Urbaningrum di Labuan Bajo, NTT.
Ketum PKN Anas Urbaningrum di Labuan Bajo, NTT. Foto: Ambrosius Ardin/detikBali
Manggarai Barat -

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menyoroti ketimpangan dalam kemajuan pembangunan di Indonesia. Ia menyuarakan ketimpangan pembangunan itu dalam orasi politiknya pada Konsolidasi Pemenangan PKN NTT di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Selasa sore (9/1/2024).

Anas mengatakan salah satu masalah yang dihadapi adalah perkembangan, kemajuan, dan pergerakan di Indonesia tidak sama dan serempak. Dia menyebut ada daerah yang sangat maju, sebagian agak maju, dan agak tertinggal.

"Itu kenyataan dan realistis yang kita hadapi. Itu kenyataan yang ada di depan mata kita dan kita alami sehari-hari," tegas Anas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi PKN, kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini, realitas seperti itu harus diperbaiki. Nusantara, jelas dia, harus bangkit bersama-sama dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

"Tidak ada daerah-daerah yang terlalu maju meninggalkan daerah-daerah yang lain, tidak ada rakyat yang terlalu makmur dan sejahtera sementara ada rakyat yang lain masih diterpa kefakiran dan kemiskinan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Anas memilih menyampaikan pesan ini dari NTT agar ada perubahan di daerah tersebut. Ia ingin NTT yang dulu diakronimkan sebagai 'Nasib Tak Tentu' akan berubah nasibnya menjadi lebih baik.

"Pesan ini penting saya sampaikan dari Nusa Tenggara Timur karena kita semua ingin Nusa Tenggara Timur tidak seperti singkatan klasik dulu 'Nasib Tak Tentu', tetapi mesti berubah menjadi 'Nasib Tambah Terang'," kata Anas.

Anas menjelaskan cara untuk mewujudkannya dengan seluruh kekuatan rakyat harus bersatu, rakyat tidak boleh pesimis, tidak boleh rendah diri, dan rakyat harus tegak berdiri. Sebab, kekuasaan di Indonesia sesungguhnya milik seluruh rakyat.

Anas pun mendukung gerakan Indonesia sentris sebagai upaya pemerataan pembangunan. Pembangunan tidak terpusat pada daerah-daerah tertentu tapi terdistribusi secara merata ke semua daerah.




(nor/gsp)

Hide Ads