Lima wisatawan nusantara (wisnus) yang menjadi korban ledakan speedboat (kapal cepat) di perairan Labuan Labuan Bajo pada Kamis (212/2023) telah keluar dari Rumah Sakit Siloam. Turis tersebut sempat menjalani perawatan medis karena mengalami luka bakar akibat ledakan speedboat. Mereka bahkan sudah kembali ke kampung halamannya, Jumat pagi (29/12/2023).
"Mereka sudah pulang ke Jawa ke kampung halamannya tadi pagi," kata Kasat Polairud Polres Manggarai Barat AKP I Wayan Merta, Jumat.
Adapun dua anak buah kapal (ABK) yang juga mengalami luka bakar masih menjalani perawatan di RS Siloam. Merta mengatakan luka bakar yang dialami dua ABK itu lebih serius daripada yang yang dialami lima wisatawan. "ABK masih di rumah sakit," kata Merta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelima turis yang menjadi korban, yakni Valatino Chris Santoso (luka bakar di kaki), Michael Nathan Santoso (luka bakar di pelipis), Aaron Alvaro Santoso (luka bakar di tangan), Iwan Santoso (luka di bakar tangan dan pelipis), dan Olivia Hapsari Hartono (luka bakar di tangan). Adapun ABK yang masih dirawat, Hafid (luka bakar di tangan dan pelipis) dan Dandi (luka bakar di tangan, kaki dan pelipis).
Speedboat bernama Labuan I itu tiba-tiba meledak saat berlayar di perairan Labuan Bajo di depan dermaga feri, pelabuhan Labuan Bajo, Kamis (28/12/2023). Speedboat dengan tujuan spot wisata Pulau Kanawa itu meledak setelah 10 menit perjalanan dari dermaga Biru, sekitar 200 meter ke arah timur dermaga feri.
Bagian dalam speedboat terlihat rusak dan bagian luarnya retak. Seluruh penumpang yang terdiri atas lima wisatawan nusantara dan dua ABK mengalami luka bakar. Sementara nakhoda bernama Sudirman dalam kondisi selamat.
Speedboat itu tidak mengantongi surat persetujuan berlayar (SPB) atau izin berlayar dari Kantor Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo. Speedboat itu tidak melakukan Clearance Out di KSOP Labuan Bajo yang dilakukan secara online di aplikasi Inapornet sebelum berangkat berlayar.
Personel Brimob Kompi 4 Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda NTT sudah melakukan pemeriksaan pada speedboat tersebut.
Personil Brimob yang berjumlah delapan orang melakukan pemeriksaan menggunakan metal detector untuk mendeteksi benda berbahaya seperti bahan peledak di speedboat tersebut.
"Untuk antisipasi kemungkinan ada bahan peledak," ujar Merta.
Hasil pemeriksaan oleh personel Brimob tak menemukan adanya bahan peledak atau bahan berbahaya lainnya pada kapal cepat tersebut. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab ledakan tersebut.
Sebelumnya Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto menduga ledakan tersebut karena faktor di luar speedboat, bukan dipicu oleh bahan bakar pada kapal cepat tersebut. Sebab tidak ada kebakaran pada speedboat tersebut, hanya ledakan.
"Kemungkinan dari luar kapal, tidak ada kebakaran. Enggak ada asap. Bahan (pemicu) meledak di luar bahan bakar kapal," kata Stephanus.
Karena dugaan penyebab seperti itu, KSOP Kelas III Labuan Bajo menyerahkan kepada kepolisian untuk menyelidiki penyebab ledakan tersebut.
(hsa/hsa)