Sayangnya, nyawa Uskup Agung Ende tersebut tidak tertolong. Dia meninggal pada Minggu (19/11/2023).
"Beliau (Vicentius) sempat menjalani rawat jalan di Ende, tapi karena kondisinya tidak memungkinkan baru dirujuk ke Jakarta," ujar Djafar kepada detikBali, di halaman ruang VIP Bandara El Tari Kupang, NTT, pada Selasa (21/11/2023).
Uskup Vicentius lahir di Saga, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 11 Juli 1951. Dia wafat pada pukul 18.21 WIB, Minggu (19/11/2023) pada usia 72 tahun.
Jenazah Uskup Agung Ende tiba di Bandara El Tari, Kupang, Selasa pagi, dan disambut oleh Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kota Kupang, tokoh agama, biarawan, biarawati, serta sejumlah tokoh lainnya. Menurut pantauan detikBali, Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, dan mantan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, juga terlihat di Bandara El Tari.
Keduanya langsung melakukan penghormatan terakhir dan berdoa di samping peti jenazah. Tangisan dari para biarawati, biarawan, dan para penjemput pecah.
"Selamat jalan sahabat karibku ke pangkuan Bapa di surga, Uskup Agung Ende," ungkap Josef saat memberikan penghormatan terakhir di halaman depan ruang VIP Bandara El Tari Kupang.
Jenazah Vincentius lalu dibawa ke Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, Kupang, untuk misa requiem bersama yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang. Selanjutnya jenazah akan diberangkatkan ke Ende pada pukul 10.00 Wita.
(gsp/iws)