Sejumlah kejadian yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perhatian pembaca setia detikBali, dalam sepekan terakhir. Banyak kejadian kriminal yang disorot.
Sebelumnya, Bawaslu mendapati ada dua calon legislatif (caleg) di Lombok Barat yang menjadi tersangka mafia tanah. Mereka adalah caleg dari Partai Hanura dan PKB. Mereka bahkan masuk dalam daftar buronan (DPO) kepolisian.
Sementara di NTT, warga di Kampung Komodo kembali menjadi korban gigitan komodo saat memetik buah asam. Ada juga kabar terkait upaya penyelundupan komodo yang digagalkan kepolisian. Hewan purba itu diselundupkan ke Jawa dan Bali dengan cara dibungkus dalam kaus kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembaca setia detikBali, kabar di atas akan kami rangkum dengan peristiwa menarik lainnya dari Nusra dalam sepekan terakhir. Berikut rangkumannya.
Caleg Lombok Barat DPO!
Dua bakal calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Barat, NTB, dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi tersangka untuk dua kasus berbeda. Hal itu disampaikan oleh Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lombok Barat Rizal Umami.
Rizal mengatakan bacaleg yang ditetapkan menjadi tersangka adalah EI dari Hanura dan MZ dari PKB. "EI dari (daerah pemilihan) dapil Kediri-Labuapi dan MZ dari dapil Gerung-Kuripan," katanya di kantornya, Kamis (2/11/2023).
Rizal menerangkan surat penetapan tersangka EI dan MZ didapatkannya pada Rabu (1/11/2023). Meski demikian, Bawaslu Lombok Barat akan mengonfirmasi hal tersebut ke Polres Lombok Barat.
Rizal membeberkan EI menjadi tersangka atas dugaan penggelapan dan pemalsuan sertifikat tanah. Sedangkan MZ terseret korupsi dana desa 2015-2021.
Menurut Rizal, EI dan MZ belum gugur sebagai bacaleg. "Seusai aturan masih belum gugur," ujarnya.
KPU sendiri hingga kini tak mencoret kedua caleg tersebut dari daftar calon tetap (DCT). EI juga sudah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh Ditreskrimum Polda NTB.
Warga Kembali Jadi Korban Gigitan Komodo
Satu lagi warga yang tinggal di kawasan Taman Nasional Komodo, tepatnya di Desa Komodo, digigit komodo. Korban bernama Kamaruddin (50) digigit hewan purba itu saat sedang memetik buah asam, Rabu (1/11/2023) sekitar pukul 11.00 Wita.
"Kejadiannya di Loh Lawi, bagian barat Kampung Komodo, jarak kurang lebih tujuh atau delapan kilometer dari Kampung Komodo," ungkap warga Kampung Komodo Abdul Salam.
Salam menjelaskan Kamarudin digigit komodo di betis kiri. Korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit di Labuan Bajo setelah mendapat perawatan di pos di Kampung Komodo.
"Baru dibawa ke Labuan Bajo dengan perahu Komodo Island," ujar Salam.
Sebelumnya dua warga Pulau Rinca di Taman Nasional Komodo digigit komodo. Mereka adalah Muhaimin, warga Kampung Wae Rebo, Dusun Kerora,Desa Pasir Panjang, yang digigit komodo pada 24 Oktober 2023. Muhaimin digigit di tangannya saat sedang istirahat di sebuah batu tak jauh dari rumah.
Tiga pekan sebelum Muhaimin, seorang warga pulau Rinca bernama Ratna (46) juga digigit komodo. Ratna digigit komodo saat menjemur ikan di depan rumahnya. Muhaimin dan Ratna selamat setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Penyelundupan Komodo Dalam Kaus Kaki
Petugas gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, Balai Taman Nasional Komodo, Polres Manggarai Barat, hingga Karantina Pertanian dan Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo menggagalkan penyelundupan seekor anak komodo, Senin (30/10/2023). Anak ora -sebutan komodo- itu diselundupkan dalam truk pisang yang akan menyeberang dari Labuan Bajo menuju Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud mengungkapkan anak komodo yang berasal dari Taman Nasional Komodo itu bakal diselundupkan ke Bali dan Jawa.
Arif menjelaskan komodo itu ditangkap dan dijual oleh lima warga Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Mereka adalah S (33), F (18), J (23), MN (37), dan A (20).
Mereka menjual komodo itu kepada seseorang berinisial HR. HR ini yang mencoba menyelundupkan komodo itu dari pelabuhan ASDP Labuan Bajo, tapi gagal.
"Para terduga pelaku mengakui menjual hewan anak komodo kepada HR," ungkap Arief melalui siaran pers yang diterima detikBali, Selasa malam (31/10/2023).
Lima warga pulau Rinca itu ditangkap polisi pada Selasa (31/10/2023). Mereka menyusul HR yang ditangkap polisi sehari sebelumnya.
"Seluruh terduga pelaku diamankan di Polres Manggarai Barat untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut," kata Arief.
Arief mengatakan HR mencoba menyeludupkan anak komodo itu dengan membungkusnya dengan kaus kaki. "Modus penyelundupan dilakukan dengan mengemas anak komodo dalam kaos kaki dengan kondisi mulut dilakban dan dimasukan dalam tas ransel," beber Arief.
Pendaki Gunung Rinjani Tewas Terjepit di Gua Susu
Seorang pendaki Gunung Rinjani, LMH, dilaporkan meninggal dunia. Pria berusia 59 tahun itu ditemukan tewas terjepit di dalam Gua Susu Gunung Rinjani, pada Selasa (31/10/2023).
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady menjelaskan korban ditemukan meninggal dunia akibat terjepit di dalam Gua Susu saat berobat bersama beberapa orang rekannya.
"Kami mendapatkan informasi pada Selasa 31 Oktober 2023 pukul 23.18 Wita bahwa ada pendaki yang meninggal di Gua Susu, jalur wisata pendakian Torean Gunung Rinjani," kata Dedy via sambungan telepon, Kamis (2/11/2023).
Menurut Dedy korban LMH mendaki bersama 11 orang pendaki pilgrim (peziarah) yang naik pada hari Senin tanggal 30 Oktober. Mereka naik ke gunung itu melalui jalur Senaru.
Dedy mengatakan jenazah korban dievakuasi oleh tujuh orang porter dan 1 orang tenaga medis berangkat pada, Rabu dini hari. Tim evakuasi sempat beristirahat di pos Birisan Nangka.
"Tim baru melanjutkan proses evakuasi pada pagi hari pukul 06.15 langsung menuju Gua Susu," kata Dedy.
Proses evakuasi pendaki itu sempat mengalami kendala karena medan yang sempit. Lubang sempit pada bibir gua membuat evakuasi terkendala.
Akhirnya tim meminta bantuan dari Tim SAR Lombok Timur untuk mengeluarkan jenazah korban dari dalam Gua Susu.
"Pada pukul 17.05 Wita oleh Tim SAR Lombok Timur tiba di lokasi Gua Susu dan langsung berupaya mengeluarkan jenazah korban terjepit di dalam Area Gua Susu," katanya.
Jenazah korban dibawa tim evakuasi menuju jalur Pos Birisan Nangka dan tiba pada Rabu malam. Jenazah pria itu baru dibawa Puskesmas Senaru, pagi tadi.
"Pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi. Sehingga pagi tadi jenazah sudah kita serahkan ke pihak keluarga korban," pungkas Dedy.
(dpw/iws)