Dua pria di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), bernasib sama. Mereka tewas di tangan teman mereka sendiri.
Seorang pemuda di Sumba Barat, Elton Egenius Duangu, tewas mengenaskan setelah dibacok temannya sendiri, HHA. Kejadian tersebut terjadi di Desa Baliloku, Kecamatan Wanukaka, Minggu dini hari (29/10/2023) sekitar pukul 04.00 Wita.
Polisi menyebut, HHA sempat ketakutan melihat bayangan. Dia langsung mengambil parang dan mengayunkan ke arah kawannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku melihat bayangan orang di dalam rumah. Sehingga secara dia terbangun lalu mengambil parang yang disimpan di samping tempat tidurnya langsung membacok korban di bagian leher kirinya hingga tewas," ujar Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Iptu Donny Sare kepada detikBali, Senin (30/10/2023).
Donny menuturkan pemuda berusia 29 tahun itu awalnya bersama HHA dan dua rekannya, yaitu Frengki Ledu Poti (18) dan Andreas Ledu Poti (17) tidur di rumah warga bernama Mada Loku. Saat itu, rumah tersebut dalam keadaan gelap, tanpa cahaya lampu.
Sekitar pukul 03.45 Wita, Elton terbangun untuk mengecek keadaan pintu rumah bagian belakang dan pintu depan.
Sementara HHA sedang tidur, namun dia mendengar langkah kaki seseorang yang mendekatinya. Karena kaget dan merasa takut, HHA langsung mengambil parangnya lalu mengayunkan ke bagian leher depan.
Mendengar adanya keributan, Frengki dan Andreas langsung terbangun. Mereka dikagetkan karena Elton sudah tergeletak di depan ruang tamu. Dia tewas akibat bacokan di lehernya.
Tewas Ditembak Teman Mabuk
Nasib serupa juga dialami WG (52) di Mataram, NTB. WG tewas setelah ditembak temannya sendiri, FYP (51), dalam kondisi mabuk tuak.
"Sepulang mabuk, korban WD cekcok mulut dengan anaknya yang dilerai oleh istri dari anak korban WGT," ungkap Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi saat konferensi pers, Senin (30/10/2023).
Bagus mengungkapkan insiden penembakan itu terjadi sekitar pukul 23.00 Wita di kediaman korban di Desa Batu Layar, Lombok Barat, pada Selasa (17/10/2023). Menurutnya, korban WD sempat marah kepada anaknya NW (26) dan menantunya berinisial WGT (24).
Korban WD kemudian memukul NW dan istrinya berinisial WGT. Mendapat perlakuan tersebut, NW sempat menghalangi WD ketika hendak memukul WGT. Tidak lama kemudian, FYP datang dan berjongkok di depan pagar rumah korban.
"Tiba-tiba pelaku menembak korban tepat dada sebelah kiri korban," kata Bagus.
Setelah tertembak, korban masih cekcok dengan istri NW dan kembali memukul WGT. Tak terima, FYP pun kembali mendekat dan memukul NW hingga pingsan.
"Setelah ditembak itu korban masih hidup. Tapi, pelaku kembali memukul korban menggunakan tangan di bagian mulut korban hingga pingsan," kata Bagus.
WD kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara. Nahas, nyawa WD tak tertolong. Ia meninggal dunia dengan luka pada mulut dan dada akibat terkena senapan angin.
Setelah kejadian tersebut, FYP sempat melarikan diri. Lantaran takut menghadapi amukan warga, FYP akhirnya menyerahkan diri ke Mako Polda NTB. Selanjutnya, FYP diserahkan ke Polres Lombok Barat untuk diamankan.
"Kami sudah amankan pelaku bersama dua senapan angin dan gelas bekas pelaku dan korban minum tuak serta empat botol bekas tuak di dekat rumah korban," ujar Bagus.
Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan butir proyektil peluru senapan angin di dalam tubuh WD. WD diduga meninggal dunia akibat pendarahan hebat pada bagian jantung dan paru-paru sebelah kiri akibat terkena peluru.
(dpw/gsp)