Seorang warga Desa Oinlasi, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Benyamin Atty meninggal dunia akibat rabies. Dia sudah sakit berbulan-bulan setelah digigit anjing, namun tak mau divaksin.
Benyamin dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu lalu (28/10/2023). Dia meninggal di Puskesmas Oinlasi, sekitar pukul 17.15 Wita.
"Ya benar. Ada korban yang meninggal dunia akibat rabies," kata Kepala Dinas Kesehatan TTS Ria Tahun kepada detikBali, Senin (30/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Benyamin digigit anjing pada 7 Mei 2023. Kejadian itu berawal saat Benyamin sedang berada di halaman rumahnya, tiba-tiba datang seekor anjing lalu menggigit betisnya.
Setelah digigit, Benyamin mencelupkan luka tersebut ke dalam air sungai tanpa menggunakan sabun atau pembersih lainnya. Dia menganggap luka gigitan itu kecil dan tidak berbahaya.
Setelah itu, Benyamin kembali beraktivitas seperti biasanya. Anjing yang menggigit Benyamin, itu dikejar dan dibunuh oleh tetangga sekitar.
Selanjutnya pada 15 Mei 2023, petugas kesehatan desa, Kepala Desa dan aparat Desa Oinlasi melakukan sweeping pemberian vaksin antirabies (VAR) terhadap korban gigitan hewan penular rabies (GHPR). Namun saat itu, Benyamin tidak ditemukan di rumahnya dengan alasan sedang berada di kebun.
Petugas lalu menitipkan pesan kepada istrinya untuk memberitahukan kepada Benyamin agar datang ke puskesmas untuk diberi vaksin. Namun Benyamin menolak dengan alasan takut.
Kondisi luka yang dialami Benyamin berangsur sembuh dengan sendirinya. Dia pun melakukan aktivitas seperti biasanya, tanpa ada keluhan.
Setelah itu, pada 21 Oktober 2023 muncul gejala keram pada bekas gigitan anjing tadi. Pihak keluarga menyembur bekas luka itu dengan obat tradisional.
Pada keesokan harinya, dia kembali merasakan gejala demam, meriang, nyeri tenggorokan dan badan ngilu. Namun dia tetap bertahan di rumah.
Pada 25 Oktober, Benyamin berencana ke dokter, namun batal berangkat. Esoknya dia mulai merasakan mual dan pusing, serta takut buang air.
Benyamin kemudian dibawa ke puskesmas. Pada saat dibawa, dia sudah menunjukkan gejala gelisah, takut angin dan sulit menelan air.
Selanjutnya, pada 28 Oktober 2023, saat hendak dirujuk ke RSUD Soe untuk mendapat perawatan lebih lanjut, pihak keluarga menolak hingga akhirnya pasien itu meninggal dunia.
Diketahui Benyamin merupakan korban kedelapan yang tewas akibat serangan anjing gila. Sebelumnya, seorang bocah di daerah itu meninggal dunia pada Juni 2023 setelah digigit anjing rabies.
(dpw/dpw)