Hanya Diolesi Minyak Kelapa, Bocah di TTS Meninggal Akibat Rabies

Hanya Diolesi Minyak Kelapa, Bocah di TTS Meninggal Akibat Rabies

Yufen Bria - detikBali
Rabu, 28 Jun 2023 14:36 WIB
Tim gabungan melakukan eliminasi terhadap sejumlah anjing yang diduga tertular rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, TTS, NTT, Kamis (15/6/2023). (istimewa).
Foto: Tim gabungan melakukan eliminasi terhadap sejumlah anjing yang diduga tertular rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, TTS, NTT, Kamis (15/6/2023). (istimewa).
Kupang - Korban meninggal suspek rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), bertambah satu orang. Korban seorang anak kecil bernama Muliani Seo (MS) asal Kelurahan Nonohonis, Kecamatan Kota Soe, TTS. Bocah perempuan berusia tujuh tahun itu meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soe, Rabu (28/6/2023) pukul 01.15 Wita.

"Iya yang kemarin kritis itu sudah meninggal atas nama MS. Saat ini sudah dibawa untuk disemayamkan di rumahnya," ujar Kepala Dinas Kesehatan TTS Ria Tahun saat dikonfirmasi detikBali, Rabu siang.

Ria mengatakan MS adalah korban meninggal kelima akibat rabies di TTS. MS digigit anjing pada 23 April 2023 saat berlibur di rumah kakek dan neneknya di Desa Oelet, Kecamatan Amanuban Timur, TTS. Ketika itu, MS baru pulang mandi bersama dua saudaranya.

"Digigit secara tiba-tiba di bagian paha kiri hingga lukanya cukup dalam dan kena cakaran di punggung belakang. Saat itu korban bersama saudara dan dan neneknya baru pulang mandi," katanya.

Seusai digigit, lanjut Ria, nenek korban lalu mengompres dengan air panas dan mengoles minyak kelapa. Mereka tidak punya cukup pengetahuan soal bahaya rabies sehingga mengobati luka seadanya.

"Pasca gigitan korban demam selama tiga hari, kemudian kembali ke rumahnya di Kota So'e dan masuk sekolah seperti biasa. Selanjutnya di sekolah guru merawat lukanya dengan mengoles alkohol yang akhirnya mengering setelah empat minggu," terangnya.

Ria mengungkapkan hejala rabies pada MS muncul sejak Senin (19/6/2023). Gejala yang muncul adalah sakit pada pinggang kiri, bagian perut, demam, kejang, mengigau, dan sulit tidur. Sempat diurut, namun tak kunjung sembuh sehingga dilarikan ke RSUD Soe pada Minggu (25/62023).

"Saat di RSUD menunjukan gejala khas rabies yaitu gelisah, sulit minum air, tidak bisa makan, bila tertiup angin menggigil kedinginan dan air liur terus mengalir," ungkapnya.

Ria menyimpulkan jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasi yang ada maka diduga MS mengalami gejala khas rabies stadium tiga. Sedangkan, gejala awal mulai muncul delapan minggu dua hari setelah gigitan anjing.

"Dia digigit anjing pada April yang saat itu mereka belum tahu tentang rabies. Selain itu, MS juga tidak dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan vaksin antirabies (VAR)," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, dua bocah, MS dan JAM, di TTS digigit anjing rabies. Ria menjelaskan MS sejak Senin (26/6/2023) malam kritis dan JAM sudah menunjukkan gejala terinfeksi rabies seperti takut cahaya, udara, dan air.

"Kondisi MS kritis sehingga hanya ada tindakan valiatif," tuturnya kepada detikBali, Selasa (27/6/2023). Sementara, kondisi JAM hingga saat ini masih kritis.




(hsa/gsp)

Hide Ads