3 Predator Seks Anak Sudah Beraksi 2 Tahun di NTT, Polisi Telusuri Korban Lain

Lembata

3 Predator Seks Anak Sudah Beraksi 2 Tahun di NTT, Polisi Telusuri Korban Lain

Yurgo Purab - detikBali
Rabu, 25 Okt 2023 22:15 WIB
Polisi menangkap tiga pria yang memerkosa ABG 13 tahun di Lembata, NTT.
Tampang tiga pemerkosa anak berusia 13 tahun di Lembata, NTT. (Foto: Dok. Polres Lembata)
Lembata -

Polisi mengungkap fakta baru dalam kasus pemerkosaan anak berusia 13 tahun di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tiga pemerkosa yang ditangkap diduga predator seks yang mengincar anak-anak.

Kapolres Lembata AKBP Josephine Vivick Tjangkung mengungkapkan bahwa tiga predator seks anak itu sudah beraksi selama dua tahun. Polisi kini tengah menelusuri kemungkinan ada korban lain, termasuk dugaan keterlibatan pelaku lain.

"Sudah dua tahun lamanya mereka lakukan ini. Dan korbannya nggak tahu berapa banyak. Masih terus dilakukan pengembangan. Bisa jadi masih ada pelaku lainnya yang jadi kelompok mereka," ujar AKBP Josephine Vivick kepada detikBali, Rabu malam (25/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, predator seksual yang ditangkap itu yakni Gregorius Goran da Silva, Hilarius Laba Koban, dan Vinsansius Wai Hipir. Aksi terakhir mereka dilakukan pada 16 Oktober lalu. Korbannya adalah siswi SMP berusia 13 tahun.

Modus yang mereka pakai adalah berpura-pura menjadi aparat, kemudian mengincar remaja yang ketahuan berpacaran. Mereka lantas mengancam korban, meminta sejumlah uang atau melayani nafsu bejat mereka.

Saat ini, kata Josephine, polisi terus mengembangkan penyelidikan untuk mencari tahu kemungkinan ada korban lain. Para tersangka masih diperiksa secara intensif.

Selain itu, polisi juga berusaha memberi ketenangan kepada keluarga korban. Pihaknya meminta warga yang merasa anaknya menjadi korban pencabulan atau pemerkosaan, segera melaporkan ke polisi.

Adapun salah satu di antara tiga pelaku adalah anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas). Sementara dua lainnya adalah petani.

Polisi menduga, tiga pria bejat itu telah memakan korban banyak. Mereka bahkan kerap berpura-pura menjadi polisi untuk menjebak dan mengancam korban sebelum diperkosa secara bergilir.




(dpw/nor)

Hide Ads