Sebanyak 1.750 personel TNI-Polri dikerahkan pascabentrokan dua kelompok dari Kelurahan Karang Taliwang dan Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bentrok dua kelompok yang saling serang menggunakan anak panah itu terjadi di Jalan Ade Irma Suryani, Jumat dini hari (6/10/2023).
Kapolres Kota Mataram Kombes Mustofa mengatakan ribuan petugas itu akan menyisir seluruh gang dan rumah penduduk di Lingkungan Karang Taliwang. Menurutnya, hal itu bertujuan untuk memastikan situasi di lokasi bentrokan kondusif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mengamankan segala jenis senjata, baik ketapel, anak panah, senjata rakitan, serta benda-benda lain yang selama ini digunakan untuk melakukan penyerangan," kata Mustofa dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Jumat malam.
Komandan Kodim (Dandim) 1606/Mataram Letkol Arm Muh. Saifudin Khoiruzzamani meminta seluruh personel yang bertugas untuk selalu mengutamakan keselamatan. "Bila situasi sudah menimbulkan korban, kami harus turun. Ini demi keamanan bersama," katanya.
Bentrokan dua kelompok dari Kelurahan Karang Taliwang dan Kelurahan Monjok mengakibatkan tiga polisi terluka setelah terkena panah. Saat itu, Kompol Sofian, Aiptu Ahmadin Yani Saleko, dan Briptu Rifandi Satria sedang patroli di perbatasan antara Kelurahan Monjok dan Karang Taliwang karena mendapat informasi pecahnya bentrokan.
Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama menjelaskan bentrok dua kelompok itu terjadi sejak Kamis malam-Jumat dini hari (6/10/2023). "Ketiga korban ada yang terkena anak panah di bagian punggung dan betis," papar Yogi.
Polisi sudah mengamankan terduga pelaku pemanahan yang berasal dari Karang Taliwang, yakni AK (30) dan seorang pelajar berinisial RA (16). Polisi juga mengamankan barang bukti sejumlah anak panah.
(iws/nor)