Nasrudin (53), Kepala Lingkungan (Kaling) Abian, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengenang Wahyu Dian Silviani (34) sebagai sosok yang ramah. Dia merupakan dosen UIN Raden Mas Said, Kota Solo, Jawa Tengah, yang dibunuh DF (23) seorang tukang bangunan.
Nasrudin mengaku tidak percaya keterangan DF yang menyebut Dian berkata kasar sehingga dirinya sakit hati.
Menurut Nasrudin, Dian dikenal santun dan tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain selama tinggal Lingkungan Abian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada sama sekali dia pernah ada masalah di sini. Dia kalau ngomong santun," kata Nasrudin yang diwawancarai di sela-sela prosesi pemakaman Dian di Pemakaman Umum Lingkungan Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Sabtu (26/8/2023).
Nasrudin menegaskan tidak mungkin Dian mengata-ngatai DF sebelum dibunuh. "Tidak masuk akal, itu pasti pelakunya fitnah itu. Kami yang sudah bergaul lama di sini sejak dia lahir di sini, Dian itu sangat sederhana. Ngomong tidak terlalu (banyak). Apalagi, sampai ada yang bilang dia mengatai pelaku. Itu pasti tidak benar," bebernya.
Apa yang disampaikan oleh DF kepada polisi terkait motifnya membunuh dinilai janggal.
"Itu sangat janggal. Dian kami kenal seorang akademisi. Tidak mungkin seorang dosen berkata seperti itu kepada orang lain," kata Nasrudin.
Baca juga: Pengakuan Pelaku Pembunuhan Dosen UIN Solo |
Dia mengaku hampir semua warga di Lingkungan Abian kehilangan sosok Dian.
Diberitakan sebelumnya, motif DF membunuh adalah sakit hati lantaran ditegur oleh Dian yang tidak puas dengan hasil pekerjaannya.
Dilansir detikJateng, Dian menegur DF pada Senin (21/8/223). Saat itu, DF tengah bekerja merenovasi rumah Dian di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo. Namun, baru dua hari kemudian DF menghabisi Dian dengan pisau saat sedang tidur di rumah tetangga yang bersebelahan dengan rumah Dian.
(hsa/hsa)