Viktor Laiskodat Klaim Stunting di NTT Turun, tapi Masih 67.518 Kasus

Kupang

Viktor Laiskodat Klaim Stunting di NTT Turun, tapi Masih 67.518 Kasus

Yufengki Bria - detikBali
Rabu, 16 Agu 2023 19:31 WIB
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berencana membuka akses kereta api (KA) rute Kupang-Dili, Timor Leste.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. (Foto: Yufengki Bria/detikBali)
Kupang -

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengklaim kasus anak penderita stunting di NTT turun. Prevalensi stunting di NTT pada 2018 di angka 35,4 persen atau 81.434 penderita, turun menjadi 15,7 persen atau 67.518 balita pada 2023.

"Hal ini membuktikan bahwa pendekatan pencegahan dan penanganan stunting secara konvergensi melalui intervensi spesifik dan intensif berjalan efektif. Namun kami menyadari bahwa angka stunting di NTT masih tergolong tinggi," ujar Gubernur Viktor saat pidato pembangunan dalam rangka HUT ke-78 RI di Aula Fernandes, Kota Kupang, NTT, Rabu (16/8/2023).

Viktor menjelaskan penurunan stunting secara signifikan tidak terlepas dari kebijakan Pemprov NTT dalam menggunakan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Aplikasi ini diklaim cepat untuk menangani stunting dengan penelusuran nama dan alamat, serta menolak menggunakan Survey Status Gizi Indonesia (SGSI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Viktor mengaku telah melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan, tentang penggunaan pengukuran stunting dengan metode SGSI sehingga mendapat persetujuan agar tetap menggunakan e-PPBGM untuk memotret perkembangan stunting di NTT.

Selain stunting, lanjut Viktor, angka kematian ibu selama tiga tahun terakhir juga menurun, di mana pada 2021 terdapat 181 kasus. Kemudian 2022 terdapat 171 kasus dan Juli 2023 terdapat 74 kasus.
Sedangkan kematian bayi jika dibandingkan pada 2022 sebanyak 1.139 kasus, mengalami penurunan pada Juli 2023, hanya 449 kasus.

"Kita juga terus berkomitmen untuk menekan angka kematian ibu dan anak melalui berbagai upaya seperti penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan evaluasi yang terus-menerus," tandasnya.




(dpw/hsa)

Hide Ads