Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat bakal membangun pabrik garam untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sebab, konsumsi garam masyarakat NTT masih didatangkan dari luar.
"Nanti juga akan dibangun lagi pabrik garam di NTT. Diharapkan ke depannya bisa mengisi kebutuhan garam yang saat ini banyak didatangkan dari luar NTT," ujar Viktor saat panen garam bersama di Teluk Kupang, Kabupaten Kupang, Senin (14/8/2023).
Viktor menjelaskan dari total lahan seluas 3.000 hektare, sebagian dikelola masyarakat dengan luas 1.500 hektare. Sedangkan sisanya produksi garam dikelola tiga perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Garam ini sekarang ada tiga perusahaan yang incar, kita bisa panen hari ini, tapi yang siap PT Timor Lifestock Lestari. Kenapa dia lebih siap, karena telah menyiapkan proses untuk air tuanya sekian lama," jelasnya.
Karena itu, kata Viktor, tidak sembarang orang bisa menilai kualitas garam. Ia pun menyinggung salah satu anggota dewan yang sempat berbicara mengenai garam NTT.
"Kapan hari saya dengar, ada seorang anggota DPD datang sini mengeluarkan statement bahwa garam yang dipanen Pak Jokowi mangkrak," katanya.
Menurutnya, produksi garam berkualitas seperti saat ini berkat pengetahuan dan didukung kondisi cuaca. "Produksinya dengan standar NaCl 90-96 persen, diharapkan bisa menjadi garam industri. Nah, ini proses yang sangat baik dan sudah menuju persediaan kebutuhan pangan di NTT," bebernya.
Ia menyebut produksi garam yang melimpah bisa memenuhi kebutuhan konsumsi di NTT. Ia pun mengapresiasi produksi yang telah berjalan dan mendorong PT Timor Lifestock Lestari bisa memproduksi dalam jumlah banyak. "Sehingga pada 2030 kita sudah punya kekuatan produksi garam," imbuhnya.
Direktur PT Timor Lifestock Lestari Dwi Ken Hendrawanto mengatakan telah mengolah garam di lahan sekitar 600 haktare di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Pengolahan pun sudah menghasilkan setidaknya 60 ribu ton garam selama empat tahun.
"Pengolahannya sudah empat tahun dengan jumlah panen sudah empat kali. Namun, kami sering diperhadapkan dengan masalah cuaca dan bencana seperti La Nina dan badai Seroja, tapi semuanya berjalan lancar," katanya.
Dwi menerangkan hasil produksi garam tersebut dikirim ke pengolahan industri garam di Pulau Jawa. Sebanyak 5.000 ton telah dikirim ke Jawa dan ditargetkan ke depan bisa mengirim sampai 30.000 ton.
"Dengan hadirnya Pak Jokowi saat panen perdana beberapa waktu lalu, kita bisa mewujudkan produksi dalam jumlah banyak. Sehingga, saya berharap pengolahan industri garam ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional," tandasnya.
(irb/iws)