Seorang pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) bernama Bendelina Mone ditemukan tewas mengering di kolong tempat tidur rumahnya, di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perempuan berusia 62 tahun itu diduga telah meninggal dunia sekitar dua hingga tiga bulan lalu. Terlebih, para tetangga mengaku sudah lama tidak melihat Benelina.
Adik kandung Bendelina bernama Hanok Christian Amalo (55) tak menyangka kakaknya meninggal dunia dengan kondisi sudah mengering. Ia terakhir kali bertemu Bendelina saat acara syukuran keluarga pada Mei 2022.
Hanok kaget saat melihat jasad kakaknya itu berada di bawah kolong tempat tidur. "Saat itu, rumahnya dalam kondisinya gelap," tutur Hanok kepada detikBali, Minggu (23/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seusai penemuan itu, Hanok berteriak histeris dan memanggil anak kandung Bendelina bernama Wilson Therik. Mereka selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua RT 36.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy mengungkapkan jasad Bendelina ditemukan pada Jumat (21/7/2023). Penemuan jenazah itu berawal saat warga sekitar mencium bau busuk dari dalam rumah Bendelina. Warga lalu memanggil orang terdekat Bendelina untuk mengecek.
Warga pun beramai-ramai masuk ke rumah Bendelina dan memanggilnya. Lantaran tidak ada jawaban, mereka memutuskan mencari ke semua kamar.Jasad Bendelina akhirnya ditemukan di bawah kolong tempat tidur.
"Saat dicek, ternyata jenazah itu adalah BM sehingga warga langsung melaporkan ke ketua RT setempat dan pihak kepolisian," tutur Ariansandy.
Kurang Berbaur dengan Warga
Ketua RW 12 Hans Doy Wea menyebut Bendelina semasa hidupnya sangat baik. Namun, setelah pensiun dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang, Bendelina jarang berbaur dengan warga lantaran mengalami sakit mata. Ia menyebut Bendelina sering terdengar bicara sendiri di dalam rumahnya dengan pintu depan selalutertutup.
"Jadi, setiap bulannya ada tetangga yang membantu mengambil gaji pensiunannya di Kantor Pos," tutur Hans.
Hans tidak tahu terakhir kali Bendelina mengambil gaji pensiunnya. Namun, petugas Kantor Pos pernah datang mengecek Bendelina karena sudah empat bulan tidak mengambil gajinya. "Bisa cek ke Kantor Pos karena setelah itu kami tidak pernah bertemu bahkan melihatnya lagi," imbuh Hans.
Polisi Selidiki Penyebab Kematian Bendelina
Kepolisian Sektor (Polsek) Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih berupaya menyelidiki penyebab kematian Bendelina. "Walaupun keluarga korban menolak diautopsi dan menerima kematian itu sebagai peristiwa iman tetapi kami terus melakukan penyelidikan lanjutan," ujar Kapolsek Kelapa Lima AKP Jemy Noke, Minggu.
Jemy menyebut belum ditemukan unsur kematian tidak wajar yang mengarah kepada tindak pidana. "Dari hasil penyelidikan belum ada indikasi tindak pidana," katanya singkat.
Sementara itu, ahli Forensik Polda NTT AKBP Edi Hasibuan mengatakan jenazah Bendelina Mone tidak sempat divisum di Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang lantaran keluarganya menolak. Maka, langsung dibungkus dengan plastik mayat.
"Keluarga menolak untuk divisum dan autopsi. Mereka hanya minta tolong untuk dibungkus dan ditaruh dalam peti. Selanjutnya langsung dibawa untuk disemayamkan," tuturnya.
Dimakamkan di Sebelah Makam Suami
Rumah Bendelina Mone tampak lengang, Minggu siang. Di sekelilingnya melintang garis polisi. Sementara, tepat di samping rumah terdapat makam dengan batu nisan. Itu adalah makam Bendelina dan suaminya.
Sebuah tenda berdiri melindungi makam dari panas dan hujan. Bendelina baru saja dimakamkan Sabtu (22/7/2023), sehari setelah jasadnya ditemukan. Makamnya bersebelahan dengan makam sang suami yang meninggal pada 1999.
Rumah tersebut tampak tidak terawat. Catnya kusam. Bahkan, ada bagian tembok yang rusak. Jarak rumah Bendelina dengan rumah-rumah tetangga tidak terlalu jauh. Hanya saja tidak berimpitan.
(iws/gsp)