Dua pelaku pengoplos gas nonsubsidi 5,5 dan 12 kilogram dari gas subsidi atau LPG 3 kilogram mengaku belajar dari YouTube. Sementara itu, alat-alat yang digunakan untuk mengoplos elpiji dibeli lewat online shop.
Kedua pelaku, yaitu LS dan LI, berasal dari Desa Monggas, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Keduanya sudah ditangkap saat melakukan praktik pengoplosan di rumah LS.
"Pengakuan mereka belajar dari YouTube, setelah alat-alat itu dibeli secara online," ungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Nasrun Pasaribu saat konferensi pers di Mapolda NTB, Kamis (13/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasrun mengatakan LS berperan sebagai otak dari pengoplos. Setelah dioplos, keduanya mengangkut gas tersebut untuk dijual di Sumbawa Barat.
"Total tabung gas yang sudah dioplos mencapai ratusan (tabung) ya. Setelah kami hitung, keuntungan yang didapatkan mencapai Rp 60 juta," terang dia.
LS mengaku praktik pengoplosan LPG sudah dilakukannya selama berbulan-bulan. Ia juga mengeklaim keuntungannya dibagi dua dengan rekannya, LI, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebelumnya, Kapolda NTB Irjen Djoko Poerwanto mengatakan LS dan LI dijerat tindak pidana penyalahgunaan pengangkutan dan atau niaga bahan bakar minyak dan gas bersubsidi. Dua pelaku itu terancam pidana penjara enam tahun dan denda Rp 60 miliar.
Keduanya ditangkap pada Kamis, 6 Juli lalu, saat mengalihkan isi tabung LPG 3 kilogram ke tabung gas nonsubsidi. "Mereka mengoplos di sebuah kios milik pelaku LS, dengan beberapa alat yang digunakan untuk memindahkan gas subsidi ke nonsubsidi," terang Djoko.
Dari penangkapan keduanya, ia melanjutkan, penyidik mengamankan beberapa barang bukti berupa 76 buah tabung gas LPG 3 kilogram, 25 di antaranya dalam keadaan kosong.
Lalu, 46 tabung gas 12 kilogram, 19 di antaranya dalam keadaan terisi dan 27 sisanya dalam kondisi kosong.
"Penyidik juga menemukan 23 tabung gas LPG 12 kilogram pink. 11 di antaranya dalam kondisi terisi dan 12 sisanya dalam keadaan kosong, serta 22 tabung gas 5,5 kilogram pink dalam keadaan kosong," kata Djoko.
Kemudian, ada juga 10 buah selang regulator yang dibeli secara online, 400 tutup segel tabung gas LPG ukuran 5,5 dan 12 kilogram, serta satu hairdryer.
"Selanjutnya, 69 buah tutup bekas gas LPG 3 kilogram, empat set stop kran, dan enam buah regulator tabung," tuturnya.
(BIR/hsa)