ITDC Klaim MotoGP Bawa Dampak Ekonomi Rp 4,5 Triliun

Mataram

ITDC Klaim MotoGP Bawa Dampak Ekonomi Rp 4,5 Triliun

Helmy Akbar - detikBali
Sabtu, 17 Jun 2023 15:35 WIB
ITDC mengeklaim event MotoGP Mandalika 2022 membawa dampak ekonomi Rp 3,57 triliun bagi NTB dan Rp 4,5 triliun bagi Indonesia.
ITDC mengeklaim event MotoGP Mandalika 2022 membawa dampak ekonomi Rp 3,57 triliun bagi NTB dan Rp 4,5 triliun bagi Indonesia. (Helmy Akbar/detikBali).
Mataram - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai member holding dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney Group mengeklaim event MotoGP Mandalika 2022 telah membawa dampak ekonomi yang signifikan.

Direktur Utama ITDC Ari Respati mengungkap multiplier effect (efek berganda) event MotoGP Mandalika 2022 bagi masyarakat dibuktikan melalui besarnya dampak ekonomi bagi NTB dan Indonesia pada umumnya.

"Dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp 3,57 triliun bagi perekonomian NTB dan Rp 4,5 triliun bagi perekonomian nasional," kata Ari Respati kepada detikBali pada Sabtu (17/6/2023).

Tak hanya itu, event MotoGP Mandalika 2022 mencatat jumlah penonton mencapai 102.801 orang, dengan serapan tenaga kerja 4.600 orang dan belanja penonton diprediksi Rp 545,22 miliar.

Perputaran uang penonton Rp 697,88 miliar, promosi Rp 25,86 miliar, akomodasi Rp 42,7 miliar, dan UMKM Rp 23,08 miliar.

Ari Respati memaparkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika dibangun sejak 2015 di atas lahan dengan luas kurang lebih 1174 Ha.

Pengembangan The Mandalika sebagai kawasan pariwisata terintegrasi yang dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan dan utility duct.

Termasuk juga water treatment plant, waste water treatment plant, jaringan listrik dan fasilitas pendukung lainnya, serta jalan kawasan khusus (JKK) atau yang saat ini dikenal dengan nama Pertamina Mandalika International Circuit.

Berkaca pada hal itu, Ari Respati tak menampik bahwa pembangunan KEK Mandalika menelan anggaran yang tidak sedikit.

"Dalam pembangunan dan pengembangan kawasan ini membutuhkan biaya yang tidak kecil dan dukungan dari berbagai pihak yaitu pemerintah pusat, Pemprov NTB, Pemda Lombok Tengah, dan stakeholder terkait serta masyarakat sekitar kawasan Mandalika, bersama-sama dalam mendukung pembangunan dan pengembangan Mandalika sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB," jelasnya.

Dalam pembangunan kawasan Mandalika pada 2015 dan 2020, ITDC telah memperoleh dukungan pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 750 miliar.

Selain itu, ITDC juga memperoleh dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pinjaman yang telah dimanfaatkan sebesar Rp 3,4 triliun.

Pendanaan ITDC yang bersumber dari bank masih terjaga kelancaran pembayarannya karena sumber penghasilan usaha yang didapat dari kawasan The Nusa Dua dan bisnis lainnya lewat anak dan cucu usaha ITDC.

Untuk menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan ke depan, ITDC akan melakukan terobosan bisnis antara lain optimalisasi aset dengan Mitra Investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni, khususnya di The Nusa Dua.

Terpisah, Direktur Keuangan ITDC Ahmad Fajar tak menampik bahwa pandemi COVID-19 turut mempengaruhi kesehatan keuangan ITDC.

Untuk itu, ke depan ITDC telah menyusun sejumlah skema dalam rangka menjaga keberlangsungan pembangunan KEK Mandalika.

"Dampak dari COVID-19 sangat mempengaruhi sektor pariwisata. ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata akan melakukan reprofiling atas fasilitas perbankan tersebut di atas, sehingga meningkatkan kemampuan pemenuhan kewajiban kepada kreditur yang dapat disesuaikan dengan pertumbuhan pendapatan kami ke depan," tutup Fajar.


(BIR/nor)

Hide Ads