Jumlah pasien katarak di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus meningkat setiap tahun. Tercatat, ada 500 hingga 600 pasien setiap tahun. Mirisnya, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalabahi sama sekali tidak ada. Padahal, ini rumah sakit terbesar di sana.
"Pasien katarak di Kabupaten Alor jumlahnya cukup banyak setiap tahun, namun kami di RSD sini tidak ada dokter spesialis mata," ujar Direktur RSD Kalabahi Hubang Natalia Blegur saat diwawancarai di RSD Alor, Jumat (9/6/2023).
Karena kondisi itu, para pasien katarak harus ditangani di Kupang. "Penanganannya karena kami belum ada dokter mata jadi selama ini kalau pasien yang mampu dirujuk ke Kupang, kami siap rujuk tetapi kalau tidak mampu kami biasanya cuma berikan obat saja," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua hari terakhir, RSD Kalabahi menggelar operasi mata untuk ratusan pasien katarak dengan mendatangkan dokter spesialis mata dari Kupang.
Pada hari kedua, Jumat, pasien katarak yang dioperasi berjumlah 120 orang. Sedangkan pasien dengan keluhan pterygium (salah satu penyakit mata) sebanyak 40 orang.
"Jadi ada 160 orang yang sudah dioperasi selama hari pertama dan hari kedua kegiatan operasi katarak. Nanti akan berlanjut hingga Sabtu, (10/6/2023)," imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Farida Ariani mengapresiasi kegiatan operasi katarak karena merupakan kebutuhan utama masyarakat untuk mendapat pelayanan dan penanganan. Kasusnya terbilang sangat tinggi, tetapi RSD Kalabahi belum bisa menangani karena masih berstatus RS tipe C.
"RSD Kalabahi ini masih tipe C sehingga standar spesialis mata tidak menjadi prioritas untuk kami datangkan," katanya.
(hsa/BIR)