Diduga Rabies, Pemilik Tembak Anjing dengan Senapan Angin

Timor Tengah Selatan

Diduga Rabies, Pemilik Tembak Anjing dengan Senapan Angin

Yufen Bria - detikBali
Senin, 05 Jun 2023 19:51 WIB
Warga menembak anjingnya hingga tewas karena menunjukkan gejala rabies. Anjing itu akan diambil sampel otaknya untuk dicek.
Warga menembak anjingnya hingga tewas karena menunjukkan gejala rabies. Anjing itu akan diambil sampel otaknya untuk dicek. Yufen Bria/detikBali.
Timor Tengah Selatan -

Adnan Liu, warga Jalan Pemuda, Kelurahan Taubneno, Kecamatan Kota Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), menembak anjingnya dengan senapan angin, karena peliharaannya itu menunjukkan gejala rabies.

Setelah menembak, Adnan juga memukul peliharaannya untuk memastikan bahwa anjing jantan berumur dua tahun itu tewas. Tindakan tersebut terpaksa dilakukannya pada Senin (5/6/2023).

Menurut Adnan, tadinya anjingnya itu tidak menunjukkan gejala rabies. Bahkan, saat ia bepergian pun, anjingnya kerap mengikuti. "Sekitar pukul 07.00 Wita, saya lihat gejala air liur kental terus keluar dari mulutnya. Saya langsung melapor ke Dinas Peternakan TTS," ungkap Adnan di tempat eliminasi anjing tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berinisiatif melumpuhkan anjingnya sebelum ada korban yang terkena gigitannya. "Apalagi ini sudah Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sepengetahuan saya, gejalanya mengarah ke rabies karena ada air liur yang kental, sehingga sebelum ada korban, saya pikir daripada masalah, saya eksekusi langsung," terang dia.

Kasubag Dokter Hewan Dinas Peternakan TTS Kaliang Rihimbani menuturkan Kota Soe saat ini berstatus zona hijau rabies. Artinya, belum ada kasus gigitan anjing rabies, sehingga untuk menjalankan instruksi Bupati TTS, setiap anjing yang menunjukkan gejala harus dimusnahkan.

ADVERTISEMENT

"Baru pertama ada anjing yang menunjukkan gejala mengarah ke rabies, sehingga sampel otak akan diambil untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, agar kami bisa pastikan positif atau negatif," jelasnya.

Adapun, bangkai anjing yang dimusnahkan akan dikubur, termasuk bekas tempat eliminasinya akan dibakar, sehingga tidak ada virus yang bisa menular.

Kepala Dinas Peternakan TTS Dianar Atti bersyukur sebagian pemilik anjing sudah memahami gejala rabies, sehingga langsung melapor ke dinas terkait.

Ia turut menegaskan kewaspadaan harus terus ditingkatkan dengan mewajibkan anjing diikat dan dikandangkan tanpa terkecuali.

"Ini tidak bisa ditawar-tawar, harus segera dilakukan oleh seluruh masyarakat. Bila semua sudah laksanakan instruksi bupati, maka kejadian gigitan anjing bisa cegah," katanya.

Dianar juga menilai semua anjing yang menunjukkan gejala patut dicurigai rabies, sehingga langkah penanganan, pencegahan, serta pengendalian dapat dilakukan, sekaligus meminta masyarakat untuk tidak menganggap kejadian ini sebagai hal biasa.

"Tetapi dalam KLB seperti ini diharapkan agar pemilik hewan penular rabies terus mengikat anjingnya sambil kami melaksanakan vaksinasi," jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Minggu (4/6/2023), kasus gigitan anjing menelan korban 148 orang yang terjadi di 48 desa dan 16 kecamatan.

Pantauan detikBali, para petugas Dinas Peternakan TTS langsung membedah anjing yang dieliminasi untuk mengambil sampel otaknya dan dikirim ke Denpasar. Petugas pun memakai alat pelindung diri seadanya.




(BIR/iws)

Hide Ads