Resahnya Pengelola Bandara Lombok dengan Ratusan Kerbau Warga 3 Desa

Round Up

Resahnya Pengelola Bandara Lombok dengan Ratusan Kerbau Warga 3 Desa

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 11 Mei 2023 07:36 WIB
Lombok Tengah - Ratusan kerbau milik warga dari tiga desa di Lombok Tengah bikin PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Bandara Internasional Lombok resah. Sebab, ratusan kerbau tersebut dilepasliarkan oleh para pemilihnya di kawasan Bandara Lombok.

Humas AP I Bandara Internasional Lombok Arif Haryanto menyebut kerbau-kerbau tersebut berpotensi mengganggu operasional penerbangan. Menurutnya, warga tetap membandel meski sudah pernah diperingati.

"Kegiatan ini sudah berlangsung cukup lama. Hewan-hewan ternak ini, selain mengancam bahaya juga membuat kotor jalanan utama dan jalan akses kargo. Makanya dilakukan penertiban," terang Arif, Rabu (10/5/2023).

Berikut fakta-fakta ratusan kerbau yang bikin pengelola Bandara Lombok, seperti dirangkum detikBali:

Sudah Pernah Ditertibkan Satpol PP

Satpol PP Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali menertibkan ratusan kerbau yang masuk area Bandara Internasional Lombok. Ratusan kerbau tersebut merupakan milik puluhan peternak dari tiga desa di sekitar bandara, yaitu Desa Tanak Awu, Desa Ketare, Kecamatan Pujut, dan Desa Penujak di Kecamatan Praya Barat.

"Kami sudah berikan surat peringatan pada Senin (8/5/2023). Sekarang baru kami minta keluar dari area Bandara Lombok," ungkap Kepala Satpol PP Lombok Tengah Lalu Rinjani, Rabu (10/5/2023).

Peternak Bikin Kandang Kerbau di Bandara

Rinjani mengaku sudah pernah melakukan penertiban pada Januari 2023. Ketika itu, para peternak bahkan membangun kandang kerbau di dalam area bandara.

"Jadi, ada beberapa kandang kerbau yang sengaja dibuat di dalam bandara. Bulan lalu sudah kami bongkar, sekarang ada lagi," imbuhnya.

Rinjani mengungkapkan para peternak ini kembali diberi pemahaman bahwa kerbau-kerbau mereka dapat mengganggu aktivitas penerbangan. Terlebih jika ternak tersebut memasuki landasan pacu.

"Jadi, ada kerbau yang sudah keluar, juga ada yang masih di dalam. Inilah yang kami paksa keluar hari ini," terang Rinjani.

AirNav Ingatkan Keselamatan Penerbangan

General Manager AirNav Indonesia cabang Lombok Kiki Adrian juga berusaha mengingatkan peternak bahwa ratusan kerbau yang masuk ke area Bandara Lombok berpotensi mengganggu penerbangan. Karenanya, AirNav mendukung penertiban terhadap hewan-hewan ternak itu.

"Kami mendukung penertiban ratusan kerbau milik puluhan ternak di area bandara, demi keselamatan penerbangan," ujar Kiki, Rabu (10/5/2023).

AirNav cabang Lombok menyebut ratusan kerbau yang dilepasliarkan di area Bandara Internasional Lombok berpotensi mengganggu penerbangan.Penertiban ratusan kerbau di area Bandara Internasional Lombok. Foto: Ahmad Viqi/detikBali

Ratusan kerbau itu, kata Kiki, mendekati landasan pacu pesawat di Bandara Lombok. Di sisi lain, ia tak menampik bahwa hewan liar lainnya pun bisa mengganggu proses penerbangan.

"Ya, memang di sini banyak hewan liar. Biasanya ada anjing, biawak, hingga burung. Kerbau juga berbahaya jika masuk ke area landasan pacu," terang Kiki.

Ratusan kerbau milik puluhan peternak dilepasliarkan di lahan seluas 540 hektare (Ha) di kawasan Bandara Lombok. Ia khawatir kerbau-kerbau ini merusak pagar dan masuk ke area landasan pacu.

"Ratusan kerbau ini kerap terlihat oleh petugas di bagian sisi utara area landasan pacu. Kalau ada yang berkeliaran mendekati pagar, kami langsung melapor ke AP I," imbuhnya.

Peternak Tolak Pindahkan Kerbau, Minta Waktu Sebulan

Hermanto, salah satu peternak kerbau dari Desa Penujak menolak membawa puluhan kerbau miliknya keluar Bandara Internasional Lombok. Ia beralasan kerbau-kerbaunya akan merusak tanaman padi di desanya.

Pria 40 tahun itu menuturkan tanaman padi milik warga di desanya belum memasuki musim panen. Karenanya, ia meminta waktu selama satu bulan untuk menggiring kerbau-kerbaunya keluar.

"Saya belum menerima sosialisasi tentang penertiban kerbau di bandara. Karenanya, saya minta waktu satu bulan, baru saya akan keluarkan kerbau dari bandara," ujarnya, Rabu (10/5/2023).

Selama menggembala kerbau di area bandara seluas 540 hektare (Ha) itu, ada sekitar 200 kerbau yang makan dan minum di area bandara. Hermanto mengaku akan mengeluarkan kerbaunya tanpa penertiban, asalkan tanaman padi di desanya sudah memasuki musim panen.

"Khusus dari Desa Penujak saja ada sekitar 100 ekor kerbau lebih, kalau dari desa yang lain saya tidak tahu, karena saya tidak kenal. Banyaklah," terang Hermanto.

Di sisi lain, Hermanto menegaskan tidak pernah membawa kerbaunya menginap di area bandara. Ia hanya membawa kerbaunya datang pagi dan pergi sore hari untuk dilepas dan diawasi selama makan.

"Kalau yang buat kandang, saya tidak tahu. Karena banyak kan yang punya kerbau di sini," tutur Hermanto. (iws/gsp)


Hide Ads