.webp)
Sebanyak 10 mahasiswa yang menjadi korban perang senjata antara Militer Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Lombok, Rabu (3/5/2023) sore.
Petugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PSDI) Badan Riset dan Inovasi Provinsi NTB Khuluq menjelaskan masih ada enam mahasiswa yang menunggu dipulangkan ke Lombok.
"Ada 16 mahasiswa tersisa. Hari ini ada 10 orang yang dijadwalkan tiba di Bandara Lombok pukul 15.00 Wita nanti," kata Khuluq, Rabu (3/5/2023) dihubungi via telepon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enam mahasiswa lain masih berada di Jakarta, Bogor, dan Tengerang. Mereka yang belum bisa kembali hari ini (3/5/2023) pergi ke rumah keluarganya.
"Ada Riki Mubarak masih berada di Jakarta, Qeda singgah ke rumah keluarga di Kota Tangerang, Salman Alfarisi masih di Jakarta, Abdul Aziz ke rumah temannya di Kota Bekasi," katanya.
Demikian pula dua mahasiswa lain, yakni Tekap dan Loby Pangestu yang masih berada di Kota Tangerang dan Bogor. Keduanya masih singgah di rumah kerabatnya.
"Jadi enam orang yang belum bisa kembali ke Lombok. Kemungkinannya akan dipulangkan besok," ujar Khuluq.
Ada pun nama-nama mahasiswa yang dijadwalkan tiba di Bandara Internasional pada Rabu (3/5/2023) sore, antara lain:
1. Bima Fajriansyah
2. Turmudzi
3. Mahwandi
4. Murzany
5. Riki Janwir
6. Yoyok Suparman Hadi
7. Abdullah
8. Rahmatullah Hidayat
9. M. Agnia Ul Ulum
10. Ridho Royyan Al Hammam
Diberitakan sebelumnya, dari 42 WNI asal NTB yang menjadi korban perang di Sudan, sembilan di antaranya menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) dan 33 berstatus mahasiswa. Dari 33 mahasiswa ini, sebagian sudah tiba di Lombok.
Pemulangan dilakukan bertahap. Sebanyak 23 orang tiba di Bandara Lombok pada Senin (1/5/2023) terdiri dari enam PMI dan 17 mahasiswa.
(efr/gsp)
