Direktur Lalu Lintas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) Kombes Djoni Widodo mengungkap peningkatan kasus kecelakaan selama mudik Lebaran 2023 dibandingkan Lebaran tahun lalu. Tapi, jumlah korban meninggal dunia trennya turun.
"(Lebaran) tahun lalu ada 32 kasus kecelakaan lalu lintas. Saat ini tembus 34 kasus di NTB," katanya, di Mapolda NTB, Selasa (2/5/2023).
Pun demikian, angka kasus korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat Lebaran 2023 menurun dibanding tahun lalu. Penurunannya sebanyak dua kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu ada 11 orang meninggal dunia. Tahun ini, ada sembilan orang (meninggal dunia) saat mudik lebaran," ujarnya.
Tidak hanya itu, sambung Djoni, jumlah korban luka berat dan luka ringan dalam kecelakaan lalu lintas Lebaran 2023 juga menurun. "Angka kecelakaan memang naik, tetapi jumlah korban turun," imbuhnya.
Secara keseluruhan, menurut Djoni, arus lalu lintas mudik dari Pelabuhan Lembar hingga ke ujung Bima berjalan lancar. Selain itu, banyak masyarakat yang ikut terlibat dalam pengamanan arus mudik di beberapa daerah.
"Saya kira tahun ini lebih tertata. Semua satgas bekerja bagus dan masyarakat juga banyak ikut membantu," jelasnya.
Sementara, untuk penindakan pelanggaran lalu lintas selama mudik Lebaran 2023 terjadi kenaikan, yakni lebih dari 600 pelanggaran. Pada tahun lalu, total pengendara yang kena tilang hanya separuhnya, yaitu sebanyak 300 pelanggaran.
"Angka ini meningkat karena kami berlakukan sistem tilang nonelektronik. Ini kami lakukan karena kami sayang sama masyarakat, untuk melindungi masyarakat dari kecelakaan," terang Djoni.
Lebih lanjut ia menyebut pelanggaran terbanyak pada arus mudik Lebaran 2023, antara lain tidak menggunakan helm, boncengan lebih dari satu orang, dan menggunakan knalpot brong.
"Ada juga yang lawan arus. Jadi kan tilang manual ini sudah kami sampaikan jauh-jauh hari. Kami sosialisasi penindakan nontilang di semua daerah di NTB," pungkasnya.
(BIR/hsa)