Masjid Kamina Tertua di Bima: Lokasi, Sejarah, dan Keunikannya

Ragam Ramadan 2023

Masjid Kamina Tertua di Bima: Lokasi, Sejarah, dan Keunikannya

Ni Luh Made Yari Purwani Sasih - detikBali
Rabu, 19 Apr 2023 04:43 WIB
Masjid Kamina di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, NTB.
Masjid Kamina di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, NTB. Foto: Kemdikbud
Bima -

Masjid Kamina menjadi salah satu masjid tua di Nusa Tenggara Barat (NTB). Masjid ini terletak di Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima. Dipercaya sebagai masjid pertama yang didirikan di Bima dan merupakan tonggak awal masuknya agama Islam.

Masjid Kamina berlokasi di atas bukit sehingga sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat. Untuk sampai di Masjid Kamina, membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih dua jam dari Pusat Kota Bima.

Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 2 are ini berada di atas bukit Kalodu, bukit yang digunakan sebagai tempat pelarian putra mahkota La Ka'i. Saat itu terjadi perebutan kekuasaan di kerajaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Masjid Kamina

ADVERTISEMENT

Berdasarkan buku berjudul Suluh Dalam Akulturasi Masjid Tua Indonesia Timur, La Ka'i bersama para pengikutnya meninggalkan istana karena Pangeran Salisi ingin membunuh La Ka'i. Hal tersebut didasari ambisi Pangeran Salisi untuk menjadi raja.

Namun, niat jahat Pangeran Salisi berhasil digagalkan berkat bantuan Kesultanan Gowa di Sulawesi Selatan, sehingga La Ka'i dapat merebut kekuasaannya kembali. Sebagai ucapan syukur, La Ka'i memutuskan masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Kahir. Ia pun menjadi raja pertama yang menganut Islam di Bima.

Berdasarkan catatan sejarah, pada 1621 Abdul Kahir mendirikan masjid di Bukit Kalodu sebagai pertanda masuknya Islam di Bima. Masjid tersebut diberi nama Masjid Kamina. Nama Kamina diambil karena masyarakat setempat pertama kali mengamini masjid tersebut. Dalam bahasa Bima berbunyi "ra ka amina Isla" yang berarti mengaminkan islam.

Keunikan Masjid Kamina

Bangunan Masjid Kamina berbentuk segi empat sama sisi tanpa dilengkapi dinding dan tanpa mihrab. Saat ini, Masjid Kamina sudah tidak digunakan lagi oleh masyarakat untuk beribadah salat lima waktu.

Sebab, Masjid Kamina berada jauh dari permukiman, sehingga hanya akan dikunjungi saat peringatan 1 Muharam setiap tahun. Meskipun demikian, Masjid Kamina merupakan situs yang memiliki nilai penting bagi sejarah.

Masjid Kamina adalah masjid pertama yang didirikan dan menjadi awal masuknya agama Islam di Bima. Sehingga, patut dijaga dan dirawat sedemikian rupa agar tidak lekang dimakan waktu.

Artikel ini ditulis oleh Ni Luh Made Yari Purwani Sasih, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/irb)

Hide Ads