Pertamina memasang oil boom setelah Kapal MT Kristin Surabaya meledak pada Minggu (26/3/2023) pukul 14.45 Wita. Oil boom dipasang untuk mencegah tumpahnya bahan bakar minyak (BBM) ke laut.
"Terpantau dari sore dengan terpasangnya oil boom tidak ada tumpahan minyak. Tetapi, untuk preventif kami memasang oil boom agar mencegah apabila ada rembesan tumpahan minyak yang dapat mengganggu ekosistem laut," kata Pjs Area Manager Communication Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufik Kurniawan.
Selain itu, sambung Taufik, Pertamina telah menurunkan satu unit kapal tunda atau tugboat dari Manggis, Karangasem, Bali. Diperkirakan kapal tunda tersebut akan sampai di lokasi kebakaran dalam waktu tiga jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian ada tugboat tambahan dari Pelindo Samudra II, estimasi tiba pada pukul 20.00-21.00 Wita. Dan untuk di lokasi kami juga sudah lakukan tambahan pemadaman dengan foam liquid sebanyak empat drum," terangnya.
Sementara itu, kata Taufik, sebanyak 14 awak kapal yang selamat kini tengah menjalani pemulihan kesehatan di Terminal BBM Ampenan, NTB.
"Tidak terdapat luka serius sehingga tidak ada yang dilarikan ke rumah sakit terdekat. 14 ABK juga tengah diidentifikasi untuk data-data," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, kapal MT Kristin Surabaya mengangkut 5.900 kiloliter Pertalite terbakar di area pantai Kelurahan Bintaro, Minggu (26/3/2023) sekitar pukul 14.45 Wita. Kronologi kejadian berawal saat kapal milik PT Andin Jaya Mandiri itu hendak melakukan dropping di Teluk Benoa, Bali.
Namun, pengisian bahan bakar minyak (BBM) diaihkan ke Depo Pertamina Ampenan karena Depo Pertamina Teluk Benoa penuh. Stok BBM di Depo Pertamina Ampenan juga kebetulan sedang menipis.
(efr/irb)