Oli Dipisahkan, Air Bersih Sudah Kembali Dialirkan ke Warga Labuan Bajo

Manggarai Barat

Oli Dipisahkan, Air Bersih Sudah Kembali Dialirkan ke Warga Labuan Bajo

Ambrosius Ardin - detikBali
Sabtu, 11 Mar 2023 08:33 WIB
ilustrasi air keran
Ilustrasi air mengalir. SPAM Wae Mese di Labuan Bajo sudah kembali memproduksi air bersih dan mengalirkannya kepada warga, setelah seharian dihentikan karena ada pencemaran oli. Foto: thinkstock
Manggarai Barat -

Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Wae Mese di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah kembali memproduksi air bersih dan mengalirkannya kepada warga, setelah seharian dihentikan karena ada pencemaran oli pada air baku Sungai Wae Mese.

Produksi dan penyaluran kembali air kepada 5.684 pelanggan di Kota Labuan Bajo dimulai pada Jumat (10/3/2023) pukul 17.00 Wita. "Pukul 17.00 Wita kami sudah menghasilkan dan distribusikan kembali ke daerah pelayanan," kata Dirut PDAM Wae Mbeliling Aurelius Endo, Jumat (10/3/2023) malam.

Air baku Wae Mese diproduksi setelah minyak oli diangkat dari permukaan air baku yang ditampung di sumur sedalam enam meter di pinggir Sungai Wae Mese. Air yang telah dipisahkan dari oli ini digunakan untuk produksi air bersih yang sudah dialirkan ke warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, sebelum diproduksi, air baku dari Sungai Wae Mese ditampung terlebih dahulu di sumur di pinggir sungai. Saat produksi dimulai, air baku di sumur dipompa ke SPAM untuk diolah menjadi air bersih.

"Kami bersihkan semua sumur. Antara oli atau solar itu mengambang di atas permukaan air. Zat itu dipisahkan, diangkat, dibuang. Sifat oli mengambang, terpisah dengan air, tidak tercampur, tidak menyatu, berdiri sendiri oli dengan air," jelas Endo.

Hasil pengujian laboratorium, kata dia, air hasil produksi itu sudah aman untuk dialirkan kembali ke warga. Hanya saja, air itu harus direbus dulu sebelum diminum. Endo mengatakan PDAM menggandeng Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Barat untuk menguji air yang baru diproduksi tersebut aman untuk dikonsumsi.

Ia menjelaskan dinas lingkungan hidup dilibatkan menyangkut pencemaran air yang terjadi, sedangkan dinas kesehatan menyangkut kualitas air. Menurutnya, hal itu dilakukan karena PDAM membutuhkan dinas terkait untuk menjustifikasi apakah layak tidak air tersebut dialirkan ke warga.

"Tadi recommended dari dinas teknis dari dinas kesehatan melalui staf laboratorium, ini bisa dikonsumsi tapi harus dimasak dulu. Tidak boleh minum langsung. Mandi, cuci, kakus, aman," jelas Endo.

Pencemaran sumber air itu diduga dari limbah oli alat-alat berat milik PT Menara Armada Pratama (PT PAM) yang melakukan penambangan galian C di Sungai Wae Mese. "Fakta di lapangan seperti itu. Mereka melakukan penambangan di dalam sungai," kata Endo.

Aktivitas penambahan galian C itu langsung dihentikan agar sungai tidak lagi tercemar. Sementara, Direktur PT Menara Armada Pratama Paul Sumito tak menanggapi permintaan konfirmasi baik melalui pesan WhatsApp maupun panggilan telepon.




(irb/bir)

Hide Ads