Warga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ninong Agustin, membakar motor RX King yang dikendarainya karena tak terima dengan cara polisi menilangnya. Aksinya itu dilakukan tak jauh dari Gelanggang Olahraga (GOR) Labuan Bajo, Rabu (26/3/2025) malam.
"Saya bakar biar semua orang tahu. Kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari," kata Ninong, Kamis (27/3/2025).
Pembakaran motor itu terjadi di jalan masuk GOR Labuan Bajo. Lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari jalan utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ninong saat itu mengendarai motornya keluar dari GOR Labuan Bajo menuju jalan utama untuk pulang ke rumah. Ia pulang setelah ikut konvoi penjemputan tim sepakbola Manggarai Barat, Persamba, yang mengikuti turnamen El Tari Memorial Cup (ETMC) di Kupang. Ninong saat itu berboncengan dengan anaknya berusia 11 tahun.
Ninong menilai cara polisi menilangnya seperti aksi begal. Seorang polisi muncul dari kegelapan dengan tidak berpakaian dinas. Ia sempat mengira polisi yang menilangnya adalah perampok. Ia menyuruh anaknya lari.
"Ada satu oknum (polisi), dia itu tiba-tiba muncul dari gelap. Dia datang, waktu itu menurut saya dia itu perampok. Sebagai respons, saya suruh saya punya anak lompat dari motor, saya suruh lari," ungkap Ninong.
Anggota polisi itu memperkenalkan dirinya sebagai anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) setelah ditanya oleh Ninong. Polisi itu, kata Ninong, membuka jaket, tetapi dia tak memakai pakaian dinas.
"Saya mundur, saya parkir, saya bilang kau mau apa. Lalu dia buka jaket, 'saya polantas'. Saya bilang, jangan begini caranya ka. Di situ adu perdebatan," terang Ninong.
Ninong mengatakan di situ juga ada polisi yang mengaku sebagai Kasat Lantas Polres Manggarai Barat. Polisi yang mengaku Kasat Lantas itu memakai celana pendek dan mengenakan masker di wajahnya
"Sampai di lorong yang belakang saya ketahui dia itu Kasat Lantas setelah dia ngaku diri dia Kasatlantas," kata Ninong.
Mereka kemudian terlibat perdebatan saat motor itu hendak dibawa ke Polres Manggarai Barat. Polisi, kata dia, minta motor itu dibawa ke Polres Manggarai Barat karena memakai knalpot brong. Ninong menolaknya dan menyatakan siap ganti knalpot motornya.
"Mereka nyuruh saya bawa motor ke kantor polisi, saya bilang tidak bisa. Apa dasar bawa ke kantor polisi. Bilang begini, begini, ada atensi dari Kapolres. Kalau memang ada atensi dari Kapolres mana surat perintah dari Kapolres," kata Ninong.
"Saya bisa ambil knalpot. Saya bilang anak-anak bawa," lanjut dia.
Beberapa menit kemudian datang sejumlah anggota polisi, termasuk dari Satuan Sabhara. Kepada polisi, Ninong menegaskan akan membakar motornya jika dibawa ke kantor polisi. Ia akhirnya membakar motor itu setelah ditantang polisi.
"Saya bilang jangan bawa saya punya motor ke polres. Berani bawa saya bakar saya punya motor. Ditantang, 'kalau jago bakar kau punya motor'. Saking emosinya, pakai pemantik saya bakar," kata Ninong.
Motor tersebut terbakar hangus. Petugas datang memadamkan api setelah sepeda motor hangus terbakar.
Ninong mengaku menjadi pengendara terakhir yang meninggalkan GOR seusai konvoi penyambutan Tim Persamba. Menurut dia, ada banyak motor lainnya yang keluar dari GOR yang menggunakan knalpot brong, tetapi tidak ditilang.
'Motor yang lain dibiarkan jalan. Atensi khusus untuk saya," jelas Ninong.
Kasat Lantas Polres Manggarai Barat, AKP I Made Supartha Purnama, tak menanggapi pernyataan Ninong. Ia minta koordinasi dengan Humas Polres Manggarai Barat. "Siap, nanti ke humas," katanya.
(hsa/dpw)