Longsor di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), membawa berkah untuk Ocy Tuka Doji (46). Longsor yang terjadi pada Jumat (17/2/2023) malam itu, seperti 'gunung bergeser'.
Ocy membuka warung kecil-kecilan di lokasi longsor tersebut, dan meraup jutaan rupiah dalam sehari. Ia berjualan roti, rokok, minuman dingin, dan camilan.
"Hasil dari membuka kios sehari Rp 1,7 juta. Lumayan bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah anak," ujarnya saat diwawancarai detikBali di lokasi longsor, Kamis (23/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menceritakan awal mula membuka warung di lokasi longsor karena melihat banyak warga beraktivitas di lokasi longsor, terutama warga yang melintas setiap hari. Ia lalu terpikir, ketika mengantre untuk melintas itu, warga pasti membutuhkan minuman atau makanan ringan.
"Saya melihat setiap hari banyak yang melintas, sampai sini mereka berhenti (antre melintas), mencari minuman dingin dan camilan, makanya saya langsung belanja barang," jelasnya.
Dengan modal Rp 400 ribu, Ocy berbelanja kebutuhan warung seadanya. Namun, dari modal kecil itu, Ocy terus mengembangkan warungnya hingga berhasil mengantongi keuntungan hingga jutaan rupiah.
"Uang yang saya pegang saat itu hanya Rp 400 ribu, saya bilang ke suami untuk belanja seadanya saja. Bersyukur hasilnya malah banyak keuntungan," katanya, seraya mengatakan sebagian besar pembeli merupakan penumpang bus dan tim gabungan yang mengevakuasi longsor di sekitar lokasi.
Seperti diketahui, longsor setinggi 20 meter menutup Jalan Nasional Trans Timor KM 73 sejak Jumat (17/2/2023) malam. Akibatnya, akses transportasi enam kota dan kabupaten terputus.
Hingga saat ini, pembersihan material longsor Takari tak kunjung selesai. Tim gabungan pun berusaha membuka jalur alternatif untuk bisa dilalui masyarakat. Namun, jalur alternatif yang melewati lahan warga sepanjang mencapai 500 meter dan lebar 8 meter itu, baru rampung pada Senin pekan depan.
(irb/gsp)