Korban tewas gempa Turki asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Irma Lestari (34) sempat dilarang ayahnya, Nahrawi (65), untuk bekerja di Turki. Saat itu, Irma meminta izin pergi ke Turki pada 2021.
Sebelum berangkat, Irma juga meminta ijazah SD dan KK di Lombok Barat sebagai syarat keberangkatan ke Turki. "Tiang malah tidak tahu persis keberangkatannya itu. Jadi sempat komunikasi minta ijazah untuk pergi ke sana. Tiang tidak mau lihat dia ke sana, tapi dia marah," kata Nahrawi, Minggu (19/2/2023).
Kakak Irma, Kasdiono (37) mengatakan adiknya berangkat ke Turki menggunakan KTP Gianyar, Bali. Irma memang tinggal di Bali bersama dua anak dan ibunya, Erna (55).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia buat KTP di sana. Dia cuma minta kartu keluarga untuk berangkat ke Turki. Jadi kami kirim KK ke Dubes kemarin untuk urus pengurusan ke sini," ucap Kasdiono.
Sejak pindah dan menikah di Bali, Irma disebut tidak pernah pulang ke Lombok. Namun, kakaknya sempat mengirim uang untuk ongkos Irma berangkat ke Turki.
"Kasdiono memberikan uang untuk pergi ke Turki dari Bali. Tiang tidak punya apa-apa. Terus terang. Dia juga tidak pernah kirim uang serupiah pun," kata Nahrawi.
Kasdiono mengungkapkan empat bulan sebelum gempa Turki, adiknya sempat mengabari ingin pindah kerja dari ibu Kota Turki, Ankara ke Kota Dyarbakir. "Sempat berkomunikasi ingin pindah kerja," katanya ditemui di kediamannya.
Nahas, perempuan kelahiran Dusun Perampuan Barat, Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi itu, justru menjadi korban gempa Turki. Ia ditemukan tertimbun reruntuhan apartemen tempat tinggalnya di Kota Dyarbakir.
Kasdiono mengaku sudah mendapat informasi Irma meninggal dunia di Turki sejak dua hari setelah gempa, Rabu (8/2/2023). "Sempat dihubungi. Sempat dapat kabar kan. Kami cari informasi itu sampai ke Kecamatan Gunungsari, ada nama Irma meninggal. Tapi belum pasti," ungkapnya.
Saat ini, keluarga hanya berharap jenazah Irma tiba di Lombok tepat waktu. Ibu kandung dan dua anak Irma yang tinggal di Jalan Gatot Subroto, Lingkungan Sekar Jepun Tohpati, Gianyar, akan datang ke Lombok untuk menghadiri prosesi pemakaman.
(irb/hsa)