Akses Jalan Timor Raya KM 72 di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), lumpuh total akibat tertimbun material longsor. Warga yang bepergian pun terpaksa melewati jalan alternatif dengan berjalan kaki sambil memikul barang bawaan sejauh satu kilometer.
Salah satu warga asal Kabupaten Belu Martinus Bere mengaku berjalan kaki menelusuri jalan setapak dalam hutan yang berlumpur dan licin. Dalam perjalanannya, Martinus harus memikul barang bawaannya.
"Barang bawaan kami pikul lewat hutan sekitar satu kilometer, tapi lumpurnya tebal dan sangat licin," ungkapnya ketika diwawancarai detikBali, Sabtu (18/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Martinus menjelaskan warga yang menembus hutan merupakan para penumpang bus dari Kabupaten Malaka, Belu, Timor Tengah Utara, dan Timor Tengah Selatan. Mereka turun dari bus dengan memikul barang bawaannya seperti kardus, pisang, dan tas pakaian.
Mereka memilih berjalan kaki untuk sampai ke seberang karena Jalan Timor Raya tertutup material longsor setinggi 20 meter. "Barang bawaan kami estafet ke seberang, baru naik bus lagi ke Kota Kupang," jelasnya.
Ia berharap pembersihan jalan bisa segera diselesaikan sehingga aktivitas warga bisa kembali normal. "Semoga pengerjaan bisa secepatnya karena tadi banyak orang-orang di sekitar sini manfaatkan situasi sebagai calo, dan penumpang bus yang bayar Rp 20.000-Rp 50.000," pungkasnya.
Sebelumnya, tanah longsor menutup Jalan Timor Raya KM 72, Jumat (17/2/2023). Akibatnya, akses transportasi enam kota/kabupaten lumpuh total. Bencana ini juga membuat kendaraan tak bisa melanjutkan perjalanan dan terjebak macet sejak semalam.
Tak hanya itu, puluhan warga terdampak, tiang listrik roboh hingga mengakibatkan listrik padam, rumah warga dan ternak pun tertimbun material longsor. Beberapa warga juga mulai memilih mengungsi ke desa tetangga.
(irb/iws)