Dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), berjanji akan membangun gedung sekolah SMP Negeri 5 Amabi Oefeto pada tahun ini. Dana pembangunan itu akan berasal dari dana alokasi khusus (DAK).
"Sementara kami sudah datakan. Tahun ini, mulai dibangun menggunakan dana alokasi khusus karena belum lama ini kami sidang. Anggarannya sudah ada," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kupang Imanuel Buan saat diwawancarai detikBali, Jumat (17/2/2023).
Selama ini, Imanuel mengaku minim anggaran dari dana alokasi umum (DAU), sehingga hanya bisa diharapkan dari DAK. Itu pun sangat terbatas dikarenakan pembangunan pekerjaan telah dilimpahkan ke Kementerian PUPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi hanya harapkan dari dana alokasi khusus, namun sudah terbatas karena pembangunan pekerjaan sudah dilimpahkan ke Kementerian PUPR yang mengerjakan," ungkap Imanuel.
Imanuel menerangkan pembangunan gedung sekolah darurat melalui swadaya masyarakat untuk meminimalisir anak-anak putus sekolah, sehingga pembangunan sekolah dapat dijangkau.
Menurutnya, pada 2008 silam sudah terlanjur dilakukan pembangunan sekolah, tapi tanpa dipikirkan jumlah siswa sehingga seperti halnya di SMP Negeri 5 Amabi Oefeto, siswa kelas VIII hanya berjumlah lima orang.
Padahal, sambung dia, syarat dan ketentuan pembangunan SMP harus didukung dengan minimal tiga sekolah dasar. "Kami punya waktu itu, pembangunannya tutup mata asal bangunannya jadi. Sehingga, anak-anak dan guru di sana yang alami kesusahan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, 36 siswa-siswi SMP Negeri 5 Amabi Oefeto terpaksa belajar dari ruangan berlumpur dengan atap gedung yang masih menggunakan daun lontar dan daun gewang yang sudah bolong.
Kondisi ini terpaksa dijalani para siswa dan tenaga pengajar karena cuaca ekstrem hujan lebat yang terjadi belakangan. Kepala Sekolah SMPN 5 Amabi Oefeto membenarkan hal tersebut.
Menurut dia, saat hujan deras berlangsung cukup lama, terpaksa siswa dan guru belajar mengajar di ruangan kelas yang berlumpur karena atap gedung yang bolong.
Sehingga, air hujan masuk dan mengakibatkan genangan.
"Benar. Kalau hujannya cukup lama, kami digenangi banjir dan juga lumpur karena atap gedungnya bolong" katanya saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023).
(BIR/gsp)