Malang betul nasib 36 siswa-siswi SMP Negeri 5 Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka terpaksa belajar dari ruangan berlumpur dengan atap gedung yang masih menggunakan daun lontar, dan daun gewang yang sudah bolong.
Kondisi ini terpaksa dijalani para siswa dan tenaga pengajar karena cuaca ekstrem hujan lebat yang terjadi belakangan. Kepala Sekolah SMPN 5 Amabi Oefeto membenarkan hal tersebut.
Menurut dia, saat hujan deras berlangsung cukup lama, terpaksa siswa dan guru belajar mengajar di ruangan kelas yang berlumpur karena atap gedung yang bolong. Sehingga, air hujan masuk dan mengakibatkan genangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar. Kalau hujannya cukup lama, kami digenangi banjir dan juga lumpur karena atap gedungnya bolong" katanya saat dikonfirmasi detikBali, Kamis (16/2/2023).
Sepriana mengaku sudah menyampaikan kondisi tersebut kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTT. Tetapi, hingga saat ini belum ada kejelasan pembangunan gedung bisa dimulai.
"Kondisi ini saya sudah sampaikan beberapa waktu lalu ke Pemkab Kupang. Bahkan, BPKAD Provinsi sudah turun cek (ruangan kelas), namun informasi lanjutan sejauh ini belum kami terima," ungkapnya.
Ia berharap realisasi pembangunan gedung baru dilakukan secepatnya, agar kegiatan belajar mengajar lebih kondusif. Apalagi, siswa kelas 9 sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
"Kami tidak butuh gedung mewah. Kami hanya butuh ruangan yang layak untuk kegiatan belajar mengajar," imbuhnya.
Sepriana mengaku dengan kondisi atap sekolah yang berlubang dan beralaskan tanah, siswa dan guru tetap semangat melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagaimana mestinya.
Hanya saja, jika hujan semakin deras dan bertahan lama, maka aktivitas siswa dan guru dihentikan sementara dan bernaung di gedung yang atapnya belum bolong.
"Karena ini sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai guru untuk mendidik anak bangsa, hanya saja kalau hujan deras pasti kami menghindar dan bernaung di salah satu gedung yang atapnya belum terlalu bolong," tutur dia.
"Saya sebagai kepala sekolah yang bertanggung jawab untuk ini sekolah dan para siswa sangat mengharapkan pembangunan gedung, yang sederhana juga tak jadi soal," pungkasnya.
(BIR/iws)