Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay akrab disapa Nono sang juara dunia kompetisi matematika menolak hadiah laptop dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Namun, Nono juga mendapat tawaran beasiswa dari Nadiem.
"Saat itu karena banyak yang dibahas jadi belum sempat kami respons (tawaran beasiswa)," ujar ibunda Nono, Nuryati Seran kepada detikBali, Senin (30/01/2023).
Nuryati menjelaskan alasan Nono tidak mau menerima hadiah laptop lantaran tidak terbiasa dengan hal-hal mewah pemberian orang. Selain itu, bocah asal Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga sudah memiliki laptop.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nono tidak terbiasa dengan hal-hal mewah dan juga tidak suka dengan pemberian dari orang," jelasnya.
Nono sudah memiliki laptop yang sering digunakan untuk mengerjakan file soal saat mengikuti lomba matematika. Hal tersebut juga menjadi alasan Nono tidak mau menerima laptop baru.
"Kalau laptop dari Pak Menteri memang ditawarkan oleh tapi Nono tidak mau karena dia sudah memiliki laptop yang biasa dipakai mengerjakan file soal selam mengikuti lomba," ungkap Nuryati.
Seperti diketahui, Nono tercatat sebagai siswa kelas dua SD Inpres Buraen II Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Bocah kelahiran 2 April 2015 itu baru saja menyabet juara pertama kompetisi matematika tingkat internasional atau tepatnya International Abacus World Competition 2022. Kompetisi itu diadakan oleh International Abacus Brain Gym.
Ia berhasil menyingkirkan 7 ribu peserta lainnya dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia tersebut. Saat mengikuti kompetisi yang berlangsung online tersebut Nono berhasil menyelesaikan 15.201 file.
Diketahui dalam 1 file terdapat 10 soal, sehingga total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu satu tahun ialah sebanyak 152.010 soal. Soal-soal tersebut diujikan secara virtual dan listening dalam bahasa Inggris.
(nor/hsa)