NTT 'Juara' Pertama Stunting, Balita Kerdil 35,5 Persen

NTT 'Juara' Pertama Stunting, Balita Kerdil 35,5 Persen

Tim detikHealth, Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 28 Jan 2023 17:51 WIB
Pemeriksaan pencegahan dan penanganan balita Bawah Garis Merah (BGM) dilakukan di Kelurahan Naibonat, Kupang, NTT. Tercatat 6.674 Balita di Kupang mengalami stunting.
Pemeriksaan pencegahan dan penanganan balita Bawah Garis Merah (BGM) dilakukan di Kelurahan Naibonat, Kupang, NTT. Foto: Rifkianto Nugroho
Kupang - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tentang prevalensi stunting tahun 2022. Hasilnya provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki posisi pertama dengan angka 35,5 persen.

Dikutip dari detikHealth, Kemenkes mencatat angka stunting di Indonesia turun dari 24,1 persen di 2021 menjadi 21,6 persen di 2022. Meski demikian jumlah anak-anak yang mengalami stunting masih tinggi.

Pada tahun 2022, anak usia 12-23 bulan yang mengalami stunting naik ke angka 973 ribu dibandingkan tahun sebelumnya di angka 500 ribu pada usia yang sama.

"Kami ingin melaporkan, bahwa prevalensi stunting turun tapi ada kewaspadaan atau perhatian supaya masyarakat memperhatikan," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Maria Endang Sumiwi dalam konferensi pers, Jumat (27/1/2023).

Berikut daftar daerah dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia.

  1. Nusa Tenggara Timur: 35,5 persen
  2. Sulawesi Barat: 35,0 persen
  3. Papua: 34,6 persen
  4. Nusa Tenggara Barat: 32,7 persen
  5. Aceh: 31,2 persen
  6. Papua Barat: 30 persen
  7. Sulawesi Tengah: 28,2 persen
  8. Kalimantan Barat: 27,8 persen
  9. Sulawesi Tenggara: 27,7 persen
  10. Sulawesi Selatan: 27,2 persen

Stunting di Manggarai Barat Ada 3.711 Balita

Berdasarkan catatan detikBali, data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai Barat, NTT per Agustus, jumlah balita stunting meningkat dari tahun 2021 menjadi 3.711 orang atau 15,9 persen dari 23.349 balita diukur. Pada tahun 2021, jumlah balita stunting sebanyak 3.495 orang atau 15,1 persen dari 23.185 bayi diukur.

Kasus balita stunting tahun 2022 mendekati jumlah balita stunting pada 2020 sebanyak 3.788 orang. Jumlah terbanyak balita stunting di Kabupaten Manggarai Barat tahun 2022 berada di Labuan Bajo sebanyak 588 orang, naik dari tahun sebelumnya sebanyak 538 orang.

Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyoroti kasus stunting di daerahnya yang jumlah tertingginya justru berada di daerah perkotaan. Yaitu di Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Batu Cermin stuntingnya tinggi, kelurahan Labuan Bajo stuntingnya tinggi, Desa Gorontalo stuntingnya tinggi, Desa Golo Bilas stuntingnya tinggi. Begitu juga di kelurahan Waeklambu. Justru yang di perkotaan angka stuntingnya tinggi," kata Edi Endi.

Edi Endi menyoroti ibu hamil yang sering makan mie dan ibu menyusui abai terhadap pasokan gizi makanan yang dikonsumsi. Kedua hal tersebut menjadi pemicu tingginya kasus stunting di Manggarai Barat.




(nor/hsa)

Hide Ads