Dunia usaha di Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi melambat pada kuartal I 2023, sejalan dengan berakhirnya momentum Natal dan Tahun Baru dan periode masa tanaman pangan.
Hal itu tercermin dari hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan Bank Indonesia NTT. Dari survei tersebut, saldo bersih tertimbang (SBT) di kisaran 15,59 persen.
"Jika dibandingkan dengan SBT kuartal IV 2022 yang menunjukkan level positif, sedangkan kuartal I 2023 diperkirakan melambat," tutur Kepala Perwakilan BI NTT Donny Heatubun dalam keterangan, Sabtu (28/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kuartal IV 2022 lalu, Donny menerangkan hasil survei kegiatan dunia usaha tercermin lewat SBT sebesar 44,17 persen.
Pencapaian itu lebih baik dibanding dengan SBT pada kuartal III 2022 yang sebesar 18,10 persen dan kinerja nasional sebesar 10,27 persen.
"Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha itu, SBT investasi dan harga jual pada kuartal IV 2022 tercatat 11 persen dan 18,51 persen, meningkat dari kuartal sebelumnya yang masing-masing sebesar nol persen dan 8,93 persen," jelasnya.
Indikasi peningkatan kinerja usaha terjadi pada sektor pertanian, administrasi pemerintahan, perdagangan, konstruksi dan jasa keuangan.
"Hal ini didorong oleh momen HBKN (hari besar keagamaan dan Nataru) dan pelonggaran kebijakan pembatasan yang mendorong mobilitas masyarakat dan curah hujan yang kondusif mendukung produktivitas tanaman pangan seperti padi dan jagung," pungkasnya.
(BIR/nor)