Seorang kakek inisial AD (80) asal Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB, tewas gantung diri di rumahnya, Kamis (24/11/2022). Ia meninggalkan pesan pilu di kertas.
Kapolsek Ampenan AKP Faisal Aprihadi mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh anak kandungnya AB (40) sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu AB datang bersama anaknya untuk menjenguk korban dengan membawa nasi katering.
"Pas sampai di TKP saksi langsung membuka pintu gerbang kemudian masuk rumah. Saat membuka pintu ruang tamu, saksi melihat bapaknya sudah dalam posisi tergantung menggunakan tali berukuran sedang berwarna biru," kata Faisal via WhatsApp, Kamis siang.
Tali berwarna biru tersebut rupanya disambung dengan tali plastik berwarna orange yang terikat pada bagian pagar kayu balkon di lantai dua rumah korban. "Saksi juga lihat ada kursi kayu berwarna hitam dengan tinggi sekitar 75 cm. Posisinya masih dipijak kedua kaki korban," kata Faisal.
Setelah itu anak korban meminta bantuan tetangga untuk menurunkan jenazah korban. Anak korban juga sempat melapor ke Kelurahan Ampenan Tengah.
"Saat itu Bhabinkamtibmas Kelurahan Ampenan Tengah dan saksi langsung mengecek ke dalam kamar dan ruangan-ruangan di dalam TKP," katanya.
Saat melakukan pemeriksaan di kamar rumah korban, anak korban menemukan kertas karton cokelat bertuliskan, "Inilah jalan terbaik supaya tidak menyusahkan jalan siapa-siapa lagi, maafkan papa, maafkan engkong ya," isi pesan dalam kertas tersebut.
Pesan itu diduga ditulis korban sebelum gantung diri, kemudian diletakkan di meja dalam ruang makan korban. "Kami sudah mengecek ke TKP pada pukul 12.35 Wita. Benar korban memang sudah dalam posisi meninggal dunia," kata Faisal.
Menurut informasi, anak korban alias saksi pertama yang menemukan korban tewas tergantung, mengaku Rabu (23/11/2022) sekitar 11.00 Wita, sempat mampir ke rumah korban setelah menjemput sekolah anaknya.
Dari keterangan AB, korban dinyatakan mengalami sakit prostat selama dua tahun lamanya. Selain itu, lanjut Faisal, anak korban juga sempat berembuk dengan korban untuk dilakukan operasi.
"Jadi korban sempat kepikiran karena saat bersamaan istri korban dalam kondisi sakit stroke. Saat ini kan istri korban tinggal di Perumahan Graha Sandik bersama anak korban," kata Faisal.
Dari informasi yang diterima pihak kepolisian, korban rupanya tinggal sendiri di TKP. Bahkan kata Faisal, untuk kebutuhan makan sehari-hari, korban selalu dipesankan jasa katering.
"Sekarang jenazah korban sudah dibawa menggunakan mobil ambulans ke RS Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lengkap," pungkas Faisal.
(irb/hsa)