Aksi Demo Mahasiswa Tolak KTT G20 di Kupang Dibubarkan

KTT G20

Aksi Demo Mahasiswa Tolak KTT G20 di Kupang Dibubarkan

Yufen Ernesto - detikBali
Rabu, 16 Nov 2022 13:53 WIB
Aksi demonstrasi mahasiswa Kupang tolak pertemuan KTT G20 dibubarkan paksa, Rabu (16/11/2022).
Aksi demonstrasi mahasiswa Kupang tolak pertemuan KTT G20 dibubarkan paksa, Rabu (16/11/2022). Foto: Yufen Ernesto
Kupang -

Aksi demonstrasi penolakan pertemuan KTT G20 yang dilakukan mahasiswa Kupang dari aliansi Indonesia Peoples Assembly yang terdiri FMN Cabang Kupang, Seruni, dan Pembaru, dibubarkan oleh Ormas Garuda Kota Kupang.

Demo mahasiswa Kupang di Ruas Jalan El Tari Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dibubarkan saat baru berlangsung 40 menit. Teriakan bubar dengan nada keras dari Ormas Garuda pun membuat massa demonstrasi membubarkan diri.

Ketua Ormas Garuda Kota Kupang Mex Sinlae menginstruksikan massa demo untuk membubarkan diri. Menurutnya, pertemuan KTT G20 di Bali merupakan kebanggan besar rakyat Indonesia yang harus mendapat dukungan penuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mau beraudiensi mari kita audiensi bersama," ujar Mex Sinlae saat diwawancarai detikbali, Rabu (16/11/2022).

Menurut Mex Sinlae, mahasiswa yang menolak pertemuan KTT G20 kurang informasi terkait fungsi dan kegunaannya. Setelah pertemuan di Bali akan dilangsungkan kunjungan di Labuan Bajo, sehingga masyarakat patut bangga.

"Kita harus bangga atas pertemuan KTT G20 karena kita sebagai tuan rumah," beber Mex Sinlae.

Simak halaman selanjutnya tuntutan aksi demo tolak G20...

Tuntutan Aksi

Para massa aksi melakukan orasi secara bergantian, juga menyanyikan yel-yel tolak dan bubarkan pertemuan KTT G20. Koordinator Umum Demonstrasi Syahrul Sukwan mengungkapkan, pertemuan G20 tidak berorientasi menyelesaikan pemanasan global.

Menurutnya, justru memperparah karena akan memperbesar perampasan tanah, hutan, wilayah pesisir sebagai penopang industri milik imperialis. Nasib kaum tani akan dihadapkan dengan perampasan tanah, hutan, konversi lahan, krisis pangan karena gagal panen yang disebabkan curah hujan tidak menentu, dan bahaya badai yang akan terjadi.

"G20 tetap sebagai forum imperialis melancarkan kepentingan untuk merampas sumber daya alam, memanfaatkan kelimpahan tenaga kerja, menjadikan Indonesia sebagai pasar dan sasaran melalui utang dan investasi," ujar Syahrul Sukwan.

Selain berorasi, mereka juga membawa sejumlah tuntutan di antaranya sebagai berikut.

  1. Tolak G20
  2. Bubarkan G20
  3. Tegakkan HAM
  4. Tolak RKUHP
  5. Deklarasikan darurat iklim
  6. Cabut UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
  7. Lawan dominasi imperialisme di Indonesia
  8. Hentikan segala bentuk aktivitas pemprov di Pubabu-Besipae sebelum ada penyelesaian konflik yang jelas
  9. Hentikan kriminalisasi dan represif terhadap masyarakat yang berjuang
  10. Undang-undang demi keadilan bukan untuk kesewenang-wenangan pemerintah
  11. Jalankan reforma agraria sejati dan bangun industrialisasi nasional
  12. Wujudkan endidikan yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat

Sementara itu, Kapolres Kupang Kota Kombes Pol Rihsian Krisna Budhiaswanto mengatakan, penyampaian pendapat di muka umum sudah diatur dalam UU. Namun dia berharap masyarakat bisa memahami tujuan dari pelaksanaan kegiatan itu.

"Prinsipnya polisi mengamankan kegiatan ini dengan ketat. Ada 80-an anggota," ucapnya singkat saat diwawancarai di lokasi.



Simak Video "Momen Jokowi Sigap Menahan Biden yang Tersandung Tangga"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads