Ribuan mahasiswa menggelar aksi demo tolak harga BBM naik di depan Kantor DPRD NTB selama dua hari, Senin (5/9/2022) dan Selasa (6/9/2022). Sayangnya, demo tersebut diwarnai kericuhan hingga menimbulkan korban luka-luka.
Demo kenaikan harga BBM, Senin siang (5/9/2022), mahasiswa membawa keranda mayat dan membakarnya di lokasi. Namun kemudian demo ricuh, mahasiswa terlibat aksi dorong dengan petugas keamanan karena memaksa masuk Kantor DPRD NTB.
Keesokan harinya, Selasa (6/9/2022), ribuan mahasiswa kembali menggelar demo tolak harga BBM naik di depan Kantor DPRD NTB. Mereka memaksa masuk Gedung DPRD NTB hingga terlibat aksi saling dorong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa aksi meminta 65 anggota DPRD NTB menemui mereka. "Kami paksa masuk, jika Ketua DPRD tidak mau menemui para mahasiswa," ucap Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mataram, Yudistira.
Massa aksi sempat menolak audiensi dengan Ketua DPRD Baiq Isvie Rupaeda. Para mahasiswa tersebut tetap memaksa masuk Gedung DPRD NTB.
Namun demikian, Humas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram, Hamzan Watoni bersama Ketua BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unram Martoni Ira Malik, tetap meminta Ketua DPRD menemui massa aksi di depan gerbang.
"Kalau kami tidak diberikan masuk berdiskusi secara lesehan di dalam Kantor DPRD. Kami yang minta ibu ketua keluar dari kantor temui kami. Kami siap jamin keamanan ibu ketua DPRD. Kami akan bawa dia keluar menandatangani tuntutan para mahasiswa," katanya.
Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda pun menemui para mahasiswa di tengah hujan lebat di depan Kantor DPRD NTB. Ia mengaku siap menandatangani tuntutan para mahasiswa aksi demo.
"Begini, apa yang adek rasakan saya rasakan. Anak saya ada yang kuliah juga di Unram. Rasa hormat saya, saya siap hujan-hujanan dengan adek-adek untuk menandatangani tuntutan mahasiswa," kata Isvie.
Menurutnya, semua tuntutan ribuan mahasiswa tersebut akan dikirim ke Jakarta melalui mandat DPRD NTB. Isvie juga mengatakan pihaknya bersama 65 anggota DPRD NTB sepakat membahas tuntutan tersebut.
"Sesuai mandat, kami akan sampaikan penolakan para mahasiswa ini. Semua tuntutan kami akan sampaikan ke pusat," kata Isvie.
Tiga Mahasiwa Terluka
Para mahasiswa sempat bersitegang dengan aparat. Aksi saling lempar dengan botol, kayu, dan batu pun tak terhindarkan. Aparat kepolisian terpaksa menyiram massa aksi menggunakan dua mobil water canon memaksa mahasiswa mundur dari Gedung DPRD NTB.
Hamzan Watoni menuturkan, beberapa mahasiswa yang melakukan aksi terpaksa mendorong aparat karena tiga mahasiswa dikabarkan mengalami luka-luka saat ricuh di gerbang selatan Kantor DPRD NTB, Jalan Udayana, Kota Mataram.
Salah satu petugas medis dari Korp Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unram, Diski Wahyu membenarkan tiga mahasiswa mengalami luka-luka. Saat ini seluruh korban luka sudah dilarikan ke pusat medis di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram.
"Tadi ada yang kena batu sobek di kepala. Ada yang kena pukul di bawah telinga, dan ada yang kena di bagian kepala sisi kiri. Semua yang luka itu mahasiswa Unram, laki-laki semua dan sudah mendapatkan perawatan di medis center," terangnya.
Tuntutan Demo BBM di Mataram
Beberapa poin tuntutan mahasiswa, antara lain menolak tegas kenaikan harga BBM bersubsidi yang ditetapkan naik pada Sabtu (3/9/2022). Selain itu, mendesak pemerintah menangkap mafia minyak dan gas (Migas).
Mahasiswa juga menuntut pemerintah melibatkan masyarakat dalam penyaluran BBM subsidi agar tepat sasaran. Selain itu, mahasiswa pun menuntut DPRD NTB menandatangani pernyataan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
(irb/irb)