Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Mataram Ricuh, 1 Polisi Luka-luka

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Mataram Ricuh, 1 Polisi Luka-luka

Ahmad Viqi - detikBali
Rabu, 31 Agu 2022 14:17 WIB
Demo tolak kenaikan harga BBM di gedung DPRD NTB, Jalan Udayana No.11, Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Rabu (31/8/2022).
Demo tolak kenaikan harga BBM di gedung DPRD NTB, Jalan Udayana No.11, Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Rabu (31/8/2022). Foto: Ahmad Viqi
Mataram - Demo mahasiswa tolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dan gas (Migas) di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ricuh. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi itu menyebabkan satu orang anggota polisi alami luka-luka di bagian kepala.

Sejak pukul 12.00 Wita, ratusan massa aksi memaksa masuk ke gedung DPRD NTB di Jalan Udayana No.11, Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram karena tidak ditemui oleh Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaedah, Rabu (31/8/2022).

Ketua Koordinator Lapangan Aksi Alam Ananami Putra mendesak ketua DPRD NTB untuk menemui massa aksi membacakan 3 tuntutan para mahasiswa terkait rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat.



"Kami minta ketua DPRD datang temui kami. Jangan ada alasan ini itu. Kami hanya minta ketua DPRD NTB bukan perwakilan," kata Alam.

Menurutnya ada tiga tuntutan massa aksi dari jajaran mahasiswa yang tergabung dalam himpunan mahasiswa islam (HMI) cabang Mataram meminta agar DPRD NTB mendesak pemerintah menolak rencana kenaikan harga BBM.

Isi tiga tuntutan itu, pertama, menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi terutama bagi kelas masyarakat menengah ke bawah. Kedua, massa aksi juga menuntut pemerintah mencabut kebijakan kenaikan tarif dasar listrik. Ketiga mendesak pemerintah untuk memberantas mafia di sektor Migas dan pertambangan.

"Kami hanya ditemui oleh Wakil ketua DPRD. Padahal hari ini DPR akan melakukan rapat Paripurna. Kami tidak ingin ada alasan sakit atau tidak mau menemui kami," kata Alam.

Selain tiga tuntutan tersebut, massa aksi juga memberikan empat rekomendasi kepada pemerintah NTB terkait persoalan rencana kenaikan harga BBM. Keempat rekomendasi itu pertama ialah mendesak pemerintah menyalurkan subsidi BBM kepada masyarakat menengah ke bawah.

Kedua membatasi penerimaan manfaat BBM bersubsidi untuk jenis kendaraan tertentu seperti kendaraan roda dua, angkutan umum dan angkutan logistik. Ketiga mengalokasikan pendapatan (windfall income) di pasar global seperti batu bara dan sawit. Keempat melakukan realokasi anggaran belanja kementerian lembaga yang tidak produktif.

"Yang terakhir kami mendorong agar pemerintah melakukan percepatan transisi energi fosil ke EBT (energi baru terbarukan) sebagai solusi jangka panjang," tegasnya Alam.

Wakil Ketua DPRD NTB Nauvar Furqoni Farinduan pun sempat memintanya agar para massa aksi tidak membuat aksi yang terkesan anarkis. Farin meminta pengertian kepada massa aksi untuk bisa tetap berkepala dingin walau tidak ditemui oleh Ketua DPRD NTB.

"Kami semalam diminta untuk menemui massa aksi oleh ibu ketua. Karena beliau sedang kurang sehat atau sakit. Sekarang kami akan mendengar permintaan dari massa aksi. Kalau tidak ya kami akan masuk ke ruangan," ungkap Farin sapaannya.

Setelah berdialog selama 30 menit. Beberapa mahasiswa tetap mendesak untuk bertemu dengan Ketua DPRD NTB. Farin pun akhirnya masuk ke ruangan dengan dikerumuni oleh sejumlah massa. Aksi pun kian tidak bisa dibendung.



1 Polisi Luka-luka

Aksi saling dorong terjadi di Gerbang 1 sebelah selatan Gedung DPDR tak terhindarkan. Massa aksi sempat saling dorong menyebabkan satu anggota Samapta dari Polresta Mataram Bripda Adistha alami luka sobek di bagian kepala.

"Ya tadi didorong. Ini kena dengan tameng," jelas Adistha kepada detikBali.

Menurut Adistha, aksi saling dorong dengan para mahasiswa itu membuat tameng yang dia pegang itu membentur kepalanya. Tameng itu pun melukai empat titik di kepalanya.

"Ini sudah diobati. Alhamdulillah luka tidak terlalu parah. Karena kena tameng bukan kena batu," kata Adistha.

Dari pantauan detikBali, gerbang utara gedung DPRD NTB pun didorong hingga rusak. Seluruh mahasiswa mendesak masuk ke Gedung DPRD untuk bertemu dengan Ketua DPRD NTB.


(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads