Seorang siswi salah satu SMK di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga menjadi korban pelecehan saat praktik kerja lapangan di Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Dompu.
"Kejadiannya pada Senin (1/8/2022) lalu, tapi baru dapat informasi hari ini melalui guru pembimbingnya," kata Wakasek Humas, Syahbuddin pada wartawan saat ditemui di sekolahnya, Rabu (3/8/2022) siang.
Dikatakannya, perisitiwa ini terbongkar setelah korban meminta pindah lokasi PKL dengan alasan tidak nyaman di tempat magang. Namun setelah didalami, korban akhirnya mengakui mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari oknum kepala KCD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengakuannya begitu. Setelah kami dapatkan pengakuan, akhirnya kami tarik kembali dan pindahkan ke tempat lain," tuturnya.
Dijelaskan lebih lanjut, peristiwa itu terjadi ketika siswi melaksanakan program PKL di kantor KCD. Saat itu korban dipanggil ke dalam ruangan, kemudian diajak foto berdua. Di situlah oknum kepala KCD melancarkan aksinya.
"Pengakuan siswi ini diajak foto Selfi berdua di dalam ruangan kepala. Saya tidak berani katakan itu adalah pelecehan, tapi siswi ini merasa tidak nyaman dengan itu, sehingga melapor ke guru pembimbing," ujarnya.
Dalam pengakuannya, siswi tersebut merasa tidak nyaman dengan sikap oknum kepala KCD yang mengajak selfi sambil merangkul dan meraba bagian pinggulnya. Atas kejadian itu, pihak sekolah telah memanggil siswi dan keluarga untuk diberikan klarifikasi dan pemahaman. Selanjutnya, pihak sekolah menyerahkan kepada keluarga korban untuk melanjutkan peristiwa itu ke ranah hukum atau tidak.
Kepala KCD Dompu Bantah Lecehkan Siswi Magang
Kepala KCD Dikbud Dompu, Syarifuddin yang ditemui awak media mengaku membenarkan dirinya mengajak siswi tersebut foto selfi. Namun ia membantah melakukan pelecehan terhadap siswi yang magang di kantornya.
"Memang benar saya foto bersama dengan salah satu siswa itu. Kalau tidak salah hari Rabu atau Kamis lalu, pada saat itu anak ini membawa berkas laporan perjalanan pengawas bulan Mei dan Juni ke dalam ruangan saya," ungkap Syarifuddin saat ditemui di ruang kerjanya.
Syarifuddin menegaskan, ia tidak memiliki tujuan apapun saat mengajak selfi. Ia juga mengatakan tidak pernah melakukan pelecehan seperti yang diungkapkan korban pada orang tua dan guru di sekolahnya.
"Saya heran bisa muncul kata-kata seperti itu. Kalau ada CCTV mungkin ada buktinya, ini kan tidak ada. Saya merasa tidak pernah melakukan tindakan pelecehan kepada anak ini," tegasnya.
(irb/mud)