Jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam kurun waktu 2021-2022 mencapai 630 orang. Selain 630 yang bermasalah, sebanyak 60 orang PMI asal NTB mengalami insiden kapal tenggelam menuju Malaysia.
"Untuk kapal tenggelam ini ada empat kali kejadian selama dua tahun ini. Jumlah korban sampai 60 orang dan meninggal 36 orang. Yang meninggal ini juga macam-macam kasusnya," kata Kapala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) NTB Abri Danar Prabawa, Jumat (8/7/2022) di Mataram.
Ada pun kasus kapal tenggelam pertama terjadi pada di Perairan Timur Semenanjung sekitar Mersing dan Tanjung Sedili, Johor Malaysia (5 Desember 2021). Kasus kedua terjadi di Tanjung Balau, Johor Malaysia (15 Desember 2021). Kasus ketiga terjadi di Perairan Tanjung Api, Sumatera Utara (19 Maret 2022); serta kasus keempat terjadi di Perairan Pulau Putri, Batam (16 Juni 2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari empat kasus kapal tenggelam ini, 17 PMI ilegal asal NTB dinyatakan meninggal dunia dan 43 orang dinyatakan selamat. Menurut Abri, semua yang mengalami kecelakaan kapal tenggelam tersebut dengan tujuan Malaysia. Mereka berangkat dari Sumatera menuju kota Batam dan ke Malaysia.
"Asal PMI terbanyak itu dari Lombok Tengah 28 orang, Lombok Timur 25 orang, Lombok Barat 6 orang, dan Mataram 3 orang," katanya.
Ada pun jumlah PMI yang digagalkan selama dua tahun terakhir dalam rangka upaya pencegahan pemberangkatan tercatat sebanyak 249 kasus. Mereka yang dicegat itu sedianya akan berangkat menuju empat negara yaitu Malaysia, Qatar, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
"Untuk ke Saudi berjumlah 82 orang, Malaysia 62 orang, Qatar 3 orang, UEA 12 orang dan belum diketahui tujuan keberangkatan itu ada 90 orang," beber Abri.
Selanjutnya, tercatat pula sebanyak 36 PMI yang meninggal dunia, yakni dengan tujuan Malaysia 32 orang, Saudi Arabia 2 orang, UEA 1 orang dan Jepang 1 orang. Rata-rata penyebab kematian PMI NTB di luar negeri terbanyak mengalami sakit 28 orang, berkasus 7 orang dan kecelakaan 1 orang.
"Kasus ini kan macam-macam, ada yang kabur dan sebagainya. Terakhir yang kita pulangkan kemarin tanggal 5 Juli 2022 itu kasus meninggal dunia karena penyakit jantung di Arab Saudi," kata Abri.
Menurut Abri, Provinsi NTB masih bercokol pada peringkat 4 jumlah pengiriman PMI ke luar negeri di bawah tiga Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selama kurun waktu tahun 2007 hingga 2022, jumlah PMI NTB yang bekerja di luar negeri capai 537.497 orang. Terbanyak PMI asal NTB berangkat bekerja sebagai buruh tani dengan tujuan ke Malaysia mencapai 77 persen dengan jumlah 415.853 orang.
"Selain itu ada ke Saudi, Hongkong, Jepang, Taiwan, Brunei Darussalam dan UEA. Kalau untuk kabupaten kita ada yang bercokol nomor dua nasional yaitu Lombok Timur. Ini cukup tinggi capai 235.821 orang," kata Abri.
(iws/iws)