Tradisi Peresean Perang Bintang di Lobar, Pelestarian Budaya Sasak

Tradisi Peresean Perang Bintang di Lobar, Pelestarian Budaya Sasak

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 10 Jun 2022 16:57 WIB
Tradisi Peresean Perang Bintang digelar untuk memperingari lahirnya Pancasila dan berdirinya Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kecamatan Lembar, Lobar.
Tradisi Peresean Perang Bintang digelar untuk memperingari lahirnya Pancasila dan berdirinya Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kecamatan Lembar, Lobar. Foto: ist
Lombok Barat -

Memperingati lahirnya Pancasila dan berdirinya Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat mengisinya dengan kegiatan pelestarian budaya sasak yakni Tradisi Peresean Perang Bintang, Kamis (9/7/2022).

Tradisi Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai yang disebut Ende). Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun dan pada zaman dahulu tradisi ini dilakukan sebagai ajang untuk memohon hujan kepada Tuhan.

Dalam kegiatan kali ini Kapolsek Lembar Ipda I Ketut Suriarta, mengatakan jajarannya melakukan pengamanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengamanan oleh Personil Polres Lobar dan Polsek Lembar, Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat," ungkapnya.

Kegiatan Tradisi Peresean Perang Bintang kali ini, pepadu (petarung) dari Kota Mataram bertanding melawan pepadu dari Lombok Barat. Adapun para pepadu yang bertarung yakni dari pepadu dayang-dayang sesele, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat antara lain pepadu bejok bing batu sele, pepadu kera sakti, pepadu gong sakti, pepadu bing sesele, pepadu bocah ajaib dan pepadu angsa putih.

ADVERTISEMENT

Sedangkan pepadu praje jage Desa jago, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah antara lain kedewak gunung tawah, pepadu mayung lepas. Kemudian pepadu raden mas praje jage, pepadu rana sanggit dan pepadu patih jago.

"Kegiatan Peresean ini sebanyak tiga orang pekembar yang memimpinnya. Yang terdiri dari satu orang pekembar tengah dan dua orang pekembar pinggir," katanya.

Para pepadu yang bertanding menggunakan Rotan sepanjang kurang lebih 1 meter dan Ende terbuat dari kulit sapi sebagai tameng. Dalam pertarungan tersebut selama 5 ronde dengan durasi 3 menit setiap rondenya. Serta pertarungan para pepadu tetap menjunjung tinggi nilai sportifitas.

"Mengawalinya yakni kegiatan pelestarian budaya Sasak, Peresean Perang Bintang dengan pertandingan dari pepadu-pepadu pemula. Kemudian dilanjutkan dengan partai utama yang mempertandingkan pepadu dari 5 Kuripan melawan pepadu dari 5 Merembu Lombok Barat," jelasnya.

Secara keseluruhan kegiatan Tradisi Peresean Perang Bintang berjalan dengan aman,lancar dan kondusif. Adapun yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Desa Jembatan Gantung Suhaimi, Kepala Dusun Ketirik Induk Fauzi. Kemudian Ketua Panitia Peresean Sinasih beserta anggota panitia.




(nor/nor)

Hide Ads