21.435 Ternak di Lombok Kena PMK, Ratusan Dipotong Paksa

21.435 Ternak di Lombok Kena PMK, Ratusan Dipotong Paksa

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 09 Jun 2022 17:38 WIB
Hingga Juni 2022, kasus PMK di Lombok, NTB, melonjak naik.
Hingga Juni 2022, kasus PMK di Lombok, NTB, melonjak naik. Foto: Ahmad Viqi
Mataram -

Total sapi terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di lima kabupaten/kota di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Juni 2022, mencapai puluhan ribu ekor. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, sebanyak 21.435 ekor sapi di Lombok terjangkit PMK. Kasus PMK yang melonjak ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak hingga melakukan pemotongan paksa pada ternaknya.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, drh. Muslih, kasus PMK terparah terletak di Kabupaten Lombok Timur, yang mencapai 8.644 ekor. Meski angka kasus PMK di Lombok, cukup tinggi, namun angka kesembuhan mencapai 9.511 ekor.

"Cukup besar ya. Tapi alhamdulillah dari semua yang terpapar, angka kesembuhan itu hampir 50 persen," kata Muslih, Kamis (29/6/2022), ditemui di Mataram, NTB.

Dari puluhan ribu sapi yang terjangkit PMK, jelas Muslih, 11 ekor sapi mati. Di mana, sebagian besar dialami anak sapi yang baru lahir. Kematian ini biasanya, sambung Muslih, dipicu kondisi induk sapi yang tidak mengeluarkan air susu karena terpapar PMK, sehingga tidak bisa menyusui anaknya.

"Makanya kami minta peternak bisa memberikan susu buatan dari tepung dan susu," kata Muslih.

Paparan virus PMK di Lombok Timur, Lombok Utara, Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Utara, yang terus melonjak hingga memasuki pertengahan Juni 2022, menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak. Diungkap Muhlis, sebanyak 102 ekor sapi dipotong paksa karena peternak panik.

"Jadi banyak yang panik. Makanya kami minta kalau sapinya terpapar, harus diterapi dulu biar sembuh. Virus pasti akan begitu gejalanya, kadang naik demamnya, tapi pasti dia sembuh. Kami juga data yang sudah melakukan potong paksa sampai hari ini sudah capai 102 ekor di Lombok," katanya.

Sementara itu, terkait kebutuhan sapi jelang Idul Adha 2022 di NTB, Muhlis mengatakan, pasokan masih mencukupi meskipun kasus PMK tinggi. Lombok akan mendapatkan pasokan daging sapi dari Sumbawa, yang masih bebas kasus PMK. Namun, selama proses pengiriman, truk yang digunakan mengangkut sapi harus disterilkan dari penyebaran virus.

"Kami sudah rapat dengan seluruh kabupaten/kota, daging kurban boleh diambil dari Sumbawa, karena masih tidak ada kasus PMK. Tapi dengan catatan harus disemprot disinfektan dan dikarantina. Virus ini kan bisa menyebar lewat udara. Jadi, saat balik dari Lombok, virus tidak dibawa lagi ke Sumbawa. PR yang harus dilaksanakan, Sumbawa harus bebas PMK agar bisa mengirim sapi ke daerah lain juga," pungkasnya.

Dari data yang diterima detikBali, jumlah kasus PMK di lima kabupaten/kota di Lombok, antara lain sebagai berikut.

  1. Lombok Tengah: 5.519 kasus, total sakit 2.829 ekor, sembuh 2.689 ekor, dipotong paksa 1 ekor
  2. Lombok Barat: 5.519 kasus, total sakit 3.662 ekor, sembuh 1.849 ekor, mati 6, dipotong paksa 2 ekor
  3. Lombok Timur: 8.644 kasus, total sakit 3.795 ekor, sembuh 4.794 ekor, dipotong paksa 54 ekor
  4. Lombok Utara: 1.379 kasus, total kesembuhan 87 ekor, sakit 1.281 ekor, mati 5 ekor, dipotong paksa 6 ekor
  5. Kota Mataram: 378 kasus, sakit 244 ekor, sembuh 91 ekor, dipotong paksa 39 ekor



(irb/irb)

Hide Ads