"Tahun 2022 ini Provinsi NTT mendapat kuota 303 jemaah haji ke tanah suci setelah pemerintah membuka kembali penyelenggaraan keberangkatan haji," kata Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam pada Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT, Drs. H. Husin Anwar kepada detikBali, Selasa (24/5/2022).
Menurut Husin Anwar, keberangkatan calon haji tahun 2022 ini masih dalam masa pandemi Covid-19 sehingga pemerintah pusat membatasi hanya kepada 303 jemaah haji dari NTT.
Padahal kata Husin Anwar, dalam kondisi normal kuota haji untuk NTT sebanyak 663 calon Jemaah haji dan bisa ditambah hingga 960 calon jemaah haji.
Ia menjelaskan selama dua tahun penghentian keberangkatan haji ke Arab Saudi menambah banyak daftar calon jemaah haji asal NTT.
Saat ini calon jemaah haji asal NTT berjumlah 14.300-an jemaah haji yang masuk dalam daftar tunggu sampai 22 tahun mendatang.
Biaya daftar haji sebut dia, masih seperti tahun lalu yakni Rp 45 juta per orang dengan dua kali pembayaran yaitu untuk pendaftaran Rp 25 juta dan pelunasan Rp 20 juta.
"Kebarangkatan haji asal NTT melalui embarkasi Surabaya-Jawa Timur sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi," ujarnya.
Sesuai aturan yang baru kata Husin Anwar, kebarangkatan calon jemaah haji tidak boleh berusia di atas 65 tahun karena rentan terkena penyakit. Karena itu, dibatasi calon jemaah haji yang diberangkatkan harus berusia di bawah 65 tahun.
Ia menambahkan bahwa pendaftaran haji sangat mudah yakni wajib memiliki KTP, KK dan paspor maka sudah bisa mendaftar di kantor kementerian agama di 22 kabupaten/kota di NTT.
"Pemeriksaan Kesehatan dan lain-lain baru akan dilakukan sepekan sebelum calon jemaah haji diberangkatkan," katanya.
Ketua MUI NTT, Drs Haji Muhammad Wongso menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah pusat yang kembali membuka penyelenggaraan keberangkatan haji.
"Yang paling penting adalah calon jemaah haji agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat sehingga bisa mereka bisa menunaikan ibadah dengan selamat sampai kembali ke NTT," ujarnya.
Tak lupa, Mad Wongso, demikian panggilan akrabnya, mengingatkan agar para pembimbing bisa bekerja dengan sungguh-sungguh dalam membantu melayani calon jemaah haji yang menunaikan ibadah ke tanah suci.
Maad Wongso menyebut Sebagian besar calon jemaah haji yang berangkat sudah berumur sehingga membutuhkan bantuan dan pelayanan yang baik dari seorang pembimbing.
"Peran pembimbing sangat penting jadi kita harap mereka bekerja dengan sebaik-baiknya terutama mengingatkan calon Jemaah haji untuk tetap taat Prokes," jelasnya.
(kws/kws)