Pendaki Jatuh di Gunung Rinjani, BTNGR: Mistis Tergantung Kepercayaan

Pendaki Jatuh di Gunung Rinjani, BTNGR: Mistis Tergantung Kepercayaan

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 24 Mei 2022 12:06 WIB
Suasana jalur pendakian Torean di kawasan Gunung Rinjani, NTB
Foto: Suasana jalur pendakian Torean di kawasan Gunung Rinjani, NTB. (Ahmad Viqi/detikBali)
Lombok Utara -

Insiden jatuhnya pendaki asal Desa Paok Motong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur atas nama Faozi Arsha Giovani (37) di jalur Pendakian Torean Gunung Rinjani diduga akibat pengaruh hal mistis ditepis oleh pengelola Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) wilayah Senaru.

Dari pengakuan korban Arsha menjelaskan bahwa sebelum jatuh ke tebing jalur Torean dia sempat melihat sosok wanita yang sangat cantik di depannya, kemudian mendorong hingga terjatuh alami luka lecet dan patah di bagian kakinya.

Kepala Resort Balai Taman Nasional Gunung Rinjani wilayah Senaru Isnan menjelaskan bahwa hal-hal mistis di jalur pendakian Gunung Rinjani ialah tergantung dari kepercayaan para pendaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal-hal mistis itu kan tergantung teman-teman pendaki. Kita hanya minta selalu berdoa untuk pendaki selama berada di Gunung Rinjani," ujar Isnan kepada detikBali, Selasa (24/5/2022).

Menurutnya tidak hal-hal mistis di gunung, terlebih ketika berada di jalur pendakian Torean Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. "Tapi memang ada dari beberapa pendaki yang mempunyai kepercayaan terhadap hal-hal mistis seperti itu silakan saja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Faktanya kata Isnan, selama tahun 2022 ini, tidak ada korban yang serupa terjadi di Jalur Pendakian Torean Gunung Rinjani.

Isnan juga memastikan bahwa jalur pendakian Torean pada dasarnya dibuka sebagai jalur resmi karena dinyatakan aman untuk dilalui pendaki.

"Asalkan mau mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang diberikan oleh Balai TNGR," katanya.

Selama berada di jalur pendakian Gunung Rinjani, ujar Isnan, biasanya pendaki mengalami halusinasi di pikiran saat dalam kondisi lelah dan letih selama berada di Gunung Rinjani. "Saat capek pikirannya ke mana-mana. Ini bisa saja mengarah ke hal-hal mistis seperti yang dialami korban dari Desa Paok Motong kemarin," ujarnya.

Dalam data Balai TNGR Senaru kata dia, baru satu kasus pendaki yang jatuh di jalur pendakian Torean yaitu Arsha yang beralamat di Desa Paok Motong. Biasanya, ujar dia, beberapa insiden yang terjadi di Gunung Rinjani, karena pendaki tidak kuat jalan, kaki bengkak atau keseleo.

"Kalau jatuh ini pertama kasusnya. Intinya tetap fokus di jalur pendakian. Kita tahu kan jalur Torean ini jalur baru, banyak pendaki yang tidak terlalu hafal treknya," ujarnya.

Isnan mengaku secara umum semua jalur pendakian di Gunung Rinjani dipastikan aman untuk dilalui. Baik di jalur Sembalun, Torean, Senaru dan jalur lainnya. "Selama saya sebagai penanggungjawab di Senaru dan Torean, tidak ada hal-hal (mistis) seperti itu," jawab Isnan.

Dia pun mengaku korban asal Desa Paok Motong atas nama Arsha ditandu enam orang tim evakuasi dari Torean. Selama proses evakuasi pada Rabu malam (18/5/2022) hingga Kamis pagi (19/5/2022) kemarin mengalami kendala karena posisi hujan lebat.

"Posisi hujan kita terjunkan 6 orang tim. Karena hujan butuh tenaga ekstra untuk evakuasi korban," tegas Isnan.

Dari data Balai TNGR Senaru, jumlah pendaki yang naik ke Segara Anak Gunung Rinjani melalui jalur Torean hingga Selasa (24/5/2022) capai 500 pendaki. Sedangkan pendaki yang turun, baik yang berangkat dari Senaru dan Sembalun lebih dari 1.000 pendaki melalui jalur Torean.

"Torean ini jalur favorit turun, karena posisinya landa. Banyak teman-teman pendaki jadi keenakan dan terlena melewati jalur Torean, akhirnya tidak fokus. Kami minta tetap waspada. Karena gunung adalah tempat mengabdikan diri dengan alam," pungkas Isnan.




(kws/kws)

Hide Ads