Damai, Dua Tokoh Agama Berbaur di Acara Gawe Rafah Desa Mareje

Damai, Dua Tokoh Agama Berbaur di Acara Gawe Rafah Desa Mareje

Ahmad Viqi - detikBali
Rabu, 18 Mei 2022 13:21 WIB
Ratusan masyarakat di Desa Mareje hadiri acara Gawe Rafah di Lapangan SMPN 3 Lembar, Rabu (18/5/2022)
Ratusan masyarakat di Desa Mareje hadiri acara Gawe Rafah di Lapangan SMPN 3 Lembar, Rabu (18/5/2022). (Foto: Ahmad Viqi)
Lombok Barat -

Dua tokoh agama di Desa Mareje Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat NTB berbaur duduk bersama pada acara Gawe Rafah (makan bersama) di Lapangan SMPN 3 Lembar tepat di dekat Kantor Desa Mareje, Rabu (18/5/2022).

Setelah insiden pembakaran enam unit rumah warga yang terjadi pada Selasa (3/5/2022) lalu, kedua tokoh masyarakat dan agama merayakan perdamaian dengan duduk bersama dengan Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid, Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah dan Kapolda NTB Irjen pol Djoko Poerwanto.

Ratusan umat dari masing-masing kelompok masyarakat berbaur berdoa bersama setelah menyembelih tiga ekor sapi yang disumbangkan dari Pemda Lombok Barat sebagai menu makanan dalam Gawe Rafah Desa Mareje.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua kelompok masyarakat membaca ikrar Sopoq Tundun (satu tangkai) atau satu keturunan yang dipandu oleh Wali Paer Kabupaten Lombok Barat H. L Anggawa Nuraksi.

Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalid mengajak masyarakat untuk menjaga kebersamaan dan kedamaian di wilayah Lombok Barat dan Nusa Tenggara Barat. Ia juga meminta agar masyarakat tetap menjaga kerukunan dalam menjalankan kehidupan.

ADVERTISEMENT

"Marilah kita menjaga kedamaian dan kerukunan agar kita bisa sejahtera," ujar Fauzan.

Fauzan mengatakan bahwa acara Gawe Rafah ini merupakan simbol kerukunan di tengah masyarakat yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerukunan dan kebersamaan tersebut kedua masyarakat diharapkan dapat memperoleh masa depan yang lebih baik.

"Semua kebersamaan ini seperti yang tertuang dalam ikrarSopoq Tundun yang dipandu walipaer Lombok Barat tadi," ujarnya.

Sementara itu Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah menyampaikan insiden yang disebabkan akibat adanya kesalahpahaman antar pemuda di Desa Mareje menjadi perhatian kami di Forkopimda Pemda NTB.

"Kami berharap agar inisiasi untuk pertemuan-pertemuan santai sambil ngopi dapat dilakukan di semua kabupaten di NTB, karena dengan pertemuan santai itu efektif menyelesikan masalah," ujar Zul.

Zul juga mengaku bahwa dalam cerita filosofi Rajawali di Mongolia bisa diambil sebagai pelajaran untuk tidak mengambil keputusan saat emosi.

"Kedua kelompok agar jangan pernah mengabaikan teman yang sudah menemani dalam waktu yang lama. Terima kasih kepada semua pihak dan mari kita jaga desa kita tercinta agar tetap damai dan rukun," kata Zul.

Untuk diketahui, selain membaca Ikrar Sopoq Tundun kedua kelompok melakukan Sembeq Kending (tanda keselamatan) dalam istilah "Patuh Patuh Saling Kangen" (sama-sama saling sayang) oleh Bupati Lombok Barat dan bersama Gubernur NTB, Dandrem 162/WB, Kapolda NTB, Wakil Bupati Lombok Barat.

Sembeq Kending ini sengaja diberikan kepada kedua warga sebagi simbol agar tetap hidup rukun dan damai dalam cinta kasih terjalin tali persaudaraan antar kedua umat.




(nor/nor)

Hide Ads