Timbu, Makanan Khas dari Dompu Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Timbu, Makanan Khas dari Dompu Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Faruk Nickyrawi - detikBali
Minggu, 21 Apr 2024 17:42 WIB
timbu dan dahi
Timbu. Foto: detikFood
Dompu -

Timbu, salah satu jenis makanan khas dari Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kemendikbud Ristek Republik Indonesia. Raihan ini menjadi kado ulang tahun ke-209 Bumi Nggahi Rawi Pahu itu.

Bahkan sertifikat penetapan itu diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubenur NTB Lalu Gita Ariadi ketika Upacara HUT Dompu pada Kamis (18/4/2024).

"Sebelumnya ada Tembe Muna Pa'a pakaian khas Dompu yang ditetapkan jadi WBTB. Sekarang ditambah Timbu yang merupakan makanan khas Dompu. Totalnya ada dua," kata Kasi Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dompu, Dedy Arsyk, pada detikBali belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi mengatakan Timbu sudah ada di Dompu pada ribuan tahun yang lalu dan masih ditemukan eksistensinya sampai sekarang. Makanan austronesia ini dapat dijumpai di berbagai tempat di Dompu, salah satunya di pasar tradisional Dompu.

Sejak dulu, Timbu hanya dibuat atau diproduksi pada waktu tertentu. Seperti pada hari-hari besar, acara-acara budaya, hingga pada perayaan-perayaan upacara tertentu.

"Kalau dulu, Timbu ini dibuat untuk suguhan atau untuk kudapan dan oleh-oleh bagi pekerja buruh tani. Karena dulu tidak ada uang, maka diberilah Timbu," tuturnya.

Dedi mengungkapkan karena sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, maka Pemda Dompu harus memikirkan cara untuk melestarikannya. Selain itu, Pemda juga harus melakukan inovasi agar makanan ini bisa bertahan lebih lama dari pada sebelumnya yang hanya bisa bertahan selama 3 hari.

Harga Timbu mulai Rp 25-35 ribu per batang tergantung ukuran besar dan kecilnya.Harga Timbu mulai Rp 25-35 ribu per batang tergantung ukuran besar dan kecilnya. Foto: Faruk Nickyrawi

"Upaya ke depan adalah menciptakan inovasi baru terkait dengan olahan, bagaimana bisa bertahan dalam waktu yang lama. Karena sekarang ini Timbu paling bertahan hanya 3 hari saja. Kemudian harapan agar dilaksanakan Festival Bakar Timbu (Puru Timbu) massal," ujarnya.

Dedi juga menegaskan status WBTB pada Timbu bisa saja dicabut pada waktu tertentu jika tidak ada peningkatan pelestarian dan rencana aksi unjuk melestarikannya ke depan. Hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh Pemda Dompu.

"Untuk dimaklumi, status WBTB dapat dicabut bila dalam tiga tahun tidak ada peningkatan pelestarian, serta rencana aksi ke depannya," tegasnya.




(nor/iws)

Hide Ads