Lempet kakia adalah salah satu kuliner paling dicari di Nusa Penida, Klungkung, Bali. Lempet adalah kuliner sejenis pepes, tapi daging ikannya dihaluskan. Nah, lempet kakia merupakan pepes yang dibuat dari daging ikan hiu.
Pedagang lempet kakia bisa ditemui di Jalan Raya Sampalan, Nusa Penida, tepatnya di depan Puskesmas Nusa Penida I.
Namun, pedagang lempet kakia di sana tak berjualan tiap hari. Ini ada alasan tersendiri. Yakni, hiu merupakan salah satu hewan yang dilindungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, pedagang lempet kakia hanya mengolah daging hiu ketika ada hiu yang tak sengaja tersangkut di jaring nelayan bersama ikan tongkol sebagai tangkapan utama nelayan tradisional Nusa Penida.
Beruntung, detikBali, Minggu (24/12/2023) menemukan warung langka tersebut buka. Tentu saja sudah banyak yang antre untuk mendapat pepes langka ini.
Pemilik warung, Dewa Gede Sucarma, mengaku sudah 15 tahun terakhir berjualan pepes kakia. Sucarma mengisahkan ayahnya pada 1990-an saat berupaya menangkap ikan tongkol, malah mendapat ikan hiu yang berukuran sebesar ikan tongkol.
Ayah Sucarma kemudian mencoba mengolah daging hiu tersebut dan ternyata enak. Walhasil, sejak saat itu, setiap ada hiu kecil yang tersangkut sekalian dibawa pulang untuk diolah menjadi pepes.
"Ini tangkapan tidak sengaja, dan memang nelayan tidak khusus menangkap ini, nanti takutnya nelayan disalahkan, karena biasanya kawasan perairan Nusa Penida banyak ikan hiu kecil hampir seukuran ikan tongkol besar dan saat dijaring biasanya sudah mati, itulah yang kami olah dan jual," urai Sucarma sambil memanggang bungkusan pepes.
![]() |
Dengan alasan tersebut, dia pun berjualan tidak menentu karena tergantung pasokan hiu.
"Ada nelayan bawa baru jualan, kalau tidak ada ya kami tutup," imbuh Sucarma.
Dia mengungkapkan jika ada pasokan hiu, bisa berjualan setiap hari. Namun, jika tidak ada, bisa seminggu penuh warungnya tutup. Sucarma saat ini menyiapkan 800 bungkus pepes, dengan harga jual per bungkusnya Rp 2 ribu.
"Makan di sini, Rp 10 ribu sudah cukup banyak dapat, biasanya banyak yang dibawa pulang," imbuhnya.
Sucarma menerangkan warungnya biasanya buka mulai pukul 10.00 Wita. Namun, sejak pagi dia harus menyiapkan bumbu dan mengolah ikan hasil tangkapan.
Cara mengolahnya hampir sama dengan membuat pepes tuna. Ikan segar dicincang kasar, kemudian dicampur dengan bumbu genap khas Bali. Ditambah daun salam untuk menghilangkan bau amis. Selanjutnya, dibungkus daun pisang dan dipanggang sekitar lima menit. Setelah itu siap disajikan.
"Jadi tinggal panggang saja dan matang cepat, cuma ketika banyak pembeli datang, tentu harus antre dan kami kewalahan melayani pembeli," tandas Sucarma.
Menurutnya, 1.000 bungkus lempet kakia bisa ludes dalam waktu tiga jam saja. Pembeli utama kebanyakan warga lokal dan biasanya sudah memesan lebih dulu. Selain untuk konsumsi pribadi, lempet kakia buatan Sucarma biasanya juga dibeli restoran untuk dijual kembali.
Lebih Mantap Dimakan dengan Ketupat
Salah satu pembeli, Dewa Agus Mahendra, mengaku ketika baru tiba di Nusa Penida dan melihat warung lempet kakia buka, langsung turun untuk membeli dan makan di tempat.
"Biasa kalau sudah ada buka saya ke sini, ini juga tadi dari Bali pas mau pulang, lewat ada buka langsung ke sini, dan makan ini bisa saya habiskan 20 bungkus dengan tiga buah ketupat," katanya sambil menikmati pepes atau lempet kakia ini.
Menurut Agus, olahan kakia di tempat ini luar biasa, dengan rasa pedas yang pas, sehingga amis ikan hilang. Sungguh nikmat dimakan hangat-hangat bersama dengan ketupat.
"Jika dibandingkan dengan lempet tuna, rasa dari kakia ini jauh tiga kali lipat enaknya, terlebih jarang ada," imbuhnya.
Hiu Mudah Ditemukan di Perairan Nusa Penida
Sementara itu, Camat Nusa Penida Kadek Yoga Kusuma juga mengaku sangat suka dengan lempet kakia ini. Awalnya, Yoga merasa ragu dengan lempet kakia tersebut.
"Awal saya di sini ada yang memberitahu dan setelah dicoba memang enak, tapi buka warungnya jarang-jarang, tidak bisa didapatkan setiap hari, dan jika pun ada paling buka sampai jam 12 siang saja sudah habis," kata Yoga.
![]() |
Menurutnya, kawasan perairan Nusa Penida dengan kekayaan karang laut yang dimiliki, mengundang banyak jenis ikan. Ada tongkol, kakap merah, udang, hiu, mola-mola, dan berbagai jenis ikan lainnya.
"Inilah yang disebut-sebut sebagai telur emasnya Bali, di laut sangat kaya dengan karang dan hasil lainnya, pantainya semua berpasir putih, tebing-tebingnya terkenal mendunia, dan tentunya wisatawannya terus membeludak datang ke sini," tandas Yoga.
(hsa/gsp)