Hidden Gems Paon Dwaji, Marinasi Bebek 24 Jam sebelum Masuk ke Tungku

Hidden Gems Paon Dwaji, Marinasi Bebek 24 Jam sebelum Masuk ke Tungku

Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 04 Jun 2023 05:20 WIB
Ayam dan bebek panggang yang siap disajikan.
Foto: Ayam dan bebek panggang yang siap disajikan. (Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Paon Dwaji adalah satu dari sekian banyak rumah makan yang menyajikan masakan olahan ayam dan bebek. Tapi, Paon Dwaji punya konsep yang agak berbeda dengan rumah makan lainnya.

Yang menjadi andalan adalah menu ayam atau bebek guling panggang dan betutu. Ciri khasnya adalah dimasak dengan cara tradisional.

Hal pertama yang menjadikan Paon Dwaji berbeda dengan mayoritas rumah makan lain adalah lokasinya. Paon Dwaji terletak di Jalan Imam Bonjol, Gang Kertapura V Nomor 26, Pemecutan Klod, Denpasar Barat. Tempat ini bisa dibilang adalah hidden gems alias permata tersembunyi di Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cari saja di peta Google, ada petunjuk arah yang akurat menuju Paon Dwaji. Rumah makan itu berada di permukiman padat penduduk dengan gang sempit yang jadi satu-satunya akses masuk. Hanya sepeda motor adalah satunya-satunya kendaraan bermotor yang dapat mengakses gang sempit itu.

Tidak sampai blusukan ke dalam permukiman. Ketika sudah masuk gang, lurus saja sampai ada papan nama Paon Dwaji di sisi kanan jalan.

ADVERTISEMENT
Paon Dwaji tampak dari luar.Foto: Paon Dwaji tampak dari luar. (Aryo Mahendro/detikBali)

Saat masuk, pelanggan akan disuguhkan kondisi rumah makan yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah makan lainnya. Hanya kapasitas tamu atau pengunjungnya yang tidak banyak.

"Sudah enam tahun buka. Saya awalnya bukan rumah makan. Saya online kuliner. Jadi awalnya orang pesen via Whatsapp," kata I Dewa Made Oka, pemilik Paon Dwaji yang ditemui detikBali, Minggu (27/5/2023).

Paon Dwaji menyajikan makanan olahan ayam dan bebek dengan porsi utuh. Ada pilihan ayam pejantan, ayam kampung, dan broiler. Rumah makan itu juga menyediakan menu lain. Antara lain, sayur daun singkong, ikan nila bakar, dan olahan sambal.

Ayam dan bebek guling panggang utuh dibanderol mulai Rp 90 ribu hingga Rp 150 ribu. Kemudian, dada ayam fillet asap ukuran 250 gram dihargai Rp 50 ribu.

Meski letaknya di tengah gang sempit, pelanggannya cukup banyak. Oka mampu menerima pesanan hingga 50 ekor porsi ayam dan bebek dalam sehari ketika hari raya.

"(Biasanya melayani pesanan)Di bawah 20 ekor. Kalau pas hari raya saja bisa sampai 50 ekor pesanan," kata Oka.

Oka saat mengolah ayam dan bebek guling pesanan pelanggannya di Paon Dwaji.Foto: Oka saat mengolah ayam dan bebek guling pesanan pelanggannya di Paon Dwaji. (Aryo Mahendro/detikBali)

Oka menuturkan awalnya dia melayani pesanan melalui jasa ojek atau toko online. Namun belakangan, dia memprioritaskan pelanggan yang memesan produk olahan ayam atau bebeknya langsung di tempat atau melalui Whatsapp di nomor 081339773571.

"Di GoFood ada, cuma saya nggak nyaman melayani, karena terburu-buru. Apalagi kalau GoFood harganya lebih tinggi. Saya kasihan sama konsumen. Nah, sekarang melayani via Whatsapp saja (kadang) nggak terpenuhi," ujarnya.

Dan jangan lupa, bagi pelanggan yang ingin menikmati olahan ayam atau bebek Paon Dwaji dengan porsi utuh, harus memesan sehari sebelumnya. Ya, Oka wajib membalur ayam dan bebek yang masih utuh itu dengan bumbu dan mendiamkan ayamnya selama 24 jam sebelum diguling.

"Cara masaknya itu dibumbui marinasi. Dilulur dulu. Pakai bumbu basa genap. Bumbu Bali. Setelah dilulurin bumbu, ayam harus didiamkan selama 24 jam," jelasnya.

"Makanya kuotanya terbatas. Jadi kalau (ayamnya) habis ya sudah habis," tambahnya.

Soal cara memasaknya, Oka mengaku menggunakan tungku besar tertutup. Bentuknya besar seperti tandon berwarna abu-abu. Tungku besar itu menggunakan perapian berasal dari serabut kelapa.

Terkadang Oka menggunakan kompor saat memanggang ayam atau bebeknya. "Dikombinasikan saja," katanya.

"Jadi (sumber perapian untuk memanggangnya) kombinasi. Dipanggang sampai matang perkiraan dua jam. Setelah itu, siap disajikan ke pelanggan. Ada yang diberi sambal. Ada yang pedasnya sedang, ada yang ekstrem," kata pria yang pernah hidup merantau di Singapura itu.

Ditanya mana yang paling sulit diolah, Oka menjawab bebek. Tanpa merinci apa kesulitannya, yang jelas dia berani menjamin kualitas rasa bebek olahannya.

"Kalau ayam itu kan umum. Tapi kalau bebek itu nggak gampang lah (mengolahnya). Itu yang ingin saya kenalkan ke orang. Jangan takut makan bebek saya," tuturnya.

Sejak membuka Paon Dwaji enam tahun lalu, Oka sudah menerima banyak pesanan. Tak hanya pesanan dari pelanggan di Bali. Banyak juga orang dari luar Bali yang memesan ayam atau bebek gulingnya.

"Kalau dikirim keluar kota pakai mobil pendingin. Sudah pernah melayani pesanan ke luar Bali. Sampai ke Jabodetabek," katanya.

Sebenarnya cukup banyak calon pelanggan yang ingin mencicipi beragam olahan di Paon Dwaji. Akan tetapi, mereka baru tahu di sana harus memesan sehari sebelumnya. Salah seorang di antaranya adalah Muhammad Abdul Wahab. Dia mengaku tahu Paon Dwaji dari tayangan di YouTube.

"Saya penasaran dengan kuliner yang otentik. (Masakan) ayam yang otentik," kata Abdul saat diwawancarai detikBali di Paon Dwaji.

"Saya pikir, datang sudah langsung bisa (pesan ayam). Ternyata nggak ada," kata pria asal Magelang itu sedikit kecewa.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads