Cha Ching Clan Sajikan Menu Otentik China Timur Laut di Bali

Badung

Cha Ching Clan Sajikan Menu Otentik China Timur Laut di Bali

Agus Eka - detikBali
Minggu, 16 Apr 2023 12:56 WIB
Sup acar daging sapi yang segar gurih jadi menu andalan Cha Ching Clan (CCC) Canggu. (Agus Eka)
Foto: Sup acar daging sapi yang segar gurih jadi menu andalan Cha Ching Clan (CCC) Canggu. (Agus Eka)
Badung -

Di Canggu, Kabupaten Badung, Bali ada bistro menarik untuk dicoba, namanya Cha Ching Clan. Di sini kamu bisa mencicipi aneka menu otentik China timur laut. Apa bedanya dengan masakan Tiongkok kebanyakan?

Ada banyak resto yang hadir dengan menu masakan khas China di Indonesia. Tetapi khas timur laut belum banyak di ibu kota, apalagi Bali. Menu yang dihadirkan di sini adalah makanan paling autentik dari wilayah Dongbei.

Jadi detikers jangan heran jika menemukan cita rasa segar, asam yang dominan manis gurih di tiap menunya. Rasa yang tak biasa dari masakan China yang kebanyakan cenderung gurih pedas. Yang jadi istimewa, menu ala Dongbei berkaitan dengan perpaduan kultur China-Rusia-Korea.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dongbei dulunya dikenal dengan nama Manchuria, kawasan timur-utara China. Wilayahnya membentang dari Beijing ke arah Siberia. Sebagian besar penduduknya adalah orang Tionghoa dan termasuk jutaan keturunan Korea, Mongol dan Rusia.

Bistro ini mengusung konsep oriental neo-tropis, dirancang terbuka dengan memanfaatkan hampir 80 persen langsung udara segar tanpa banyak sekat ruangan. Jadi sangat nyaman dikunjungi lebih lama tanpa takut gerah atau kepanasan.

Beberapa sudut bistro juga dibuat modern-minimalis dengan banyak lampu dan pernak-pernik khas China. Area belakang dirancang terbuka. Pengunjung bisa menikmati aneka koktail segar sambil berenang di area bistro.

Bistro yang berlokasi di Jalan Pantai Batu Bolong Nomor 8X, Canggu ini cukup luas menampung 60 orang lebih di area depan tempat makan. Lokasi dapur berada tepat di sebelah area makan dan hanya diberi sekat kaca.

Suasana CCC Canggu malam hari dengan banyak lampu konsep oriental neo-tropis. Pengunjung nikmati sajian khas timur laut. (Agus Eka)Suasana CCC Canggu malam hari dengan banyak lampu konsep oriental neo-tropis. Pengunjung nikmati sajian khas timur laut. (Agus Eka) Foto: Suasana CCC Canggu malam hari dengan banyak lampu konsep oriental neo-tropis. Pengunjung nikmati sajian khas timur laut. (Agus Eka)

Jadi sambil makan, pengunjung bisa melihat sibuknya aktivitas dapur dan performa para tukang masak. Sedangkan area belakang mampu menampung beberapa orang lagi.

Owner Cha Ching Clan (CCC) Irjen Jayadi mengaku punya pengalaman tinggal beberapa waktu di Dongbei. Ia menggali asal-usul makanan khas sana dan berdialog dengan sejumlah warga dan sejumlah chef.

Ia menyadari makanan khas di sana lahir dan berkembang sesuai kondisi wilayah. Di mana suhu di wilayah Dongbei cukup ekstrem mencapai minus 40 derajat.

Sehingga aktivitas warga terbatas dan kebutuhan pangan lebih banyak didatangkan dari daerah luar. Daging dan sayuran adalah olahan utama, serta gandum untuk penuhi kebutuhan karbohidrat.

"Makanan yang kami bawa itu street food di daerah asalnya. Sebetulnya sangat enak dan menarik. Tapi belum banyak yang mengenalkan makanan khas timur laut. Setahu saya belum pernah ada yang membawa keluar ke negara lain," tutur Jayadi, Sabtu (15/4/2023) lalu.

Cha Ching Clan menghadirkan sajian dengan spesialisasi asam, asin, dan manis gurih. Agar tidak kehilangan rasa otentik khas Cina timur laut, Jayadi mendatangkan langsung chef dari Dongbei.

Menariknya, detikers dapat icip-icip mie buatan tangan dari bahan olahan gandum. Salah satu menunya adalah pangsit Dongbei yang kulitnya dibuat dari gandum.

Yang tidak boleh lewat ada sup daging sapi acar yang segar dan sate BBQ ala Dongbei yang dagingya amat lembut. Sebagai hidangan andalan, bistro menawarkan Seafood Emperor dengan porsi jumbo. Jadi bisa disantap rame-rame nih.

Ada juga Sweet Prosperity berbahan ubi jalar. Tampilannya makin menarik setelah koki meracik hiasannya serupa sarang burung yang terbuat dari gula pintal.

Selain itu, Cha Ching Clan bereksplorasi dengan menghadirkan nasi goreng. Meski familiar di Indonesia, nasi goreng khas Cha Ching Clan ini konon adalah makanan mewah di Dongbei.

Jayadi cukup terkejut dengan pengakuan warga sana yang menyebut nasi adalah makanan orang kaya.

"Nasi itu jarang ditemui di daerah asalnya di Dongbei. Katanya cuma ada di tempat khusus. Adanya di hotel, itu pun bukan bintang empat, tapi bintang lima. Tidak dijual di jalanan atau restoran biasa kalau di Dongbei," tuturnya.

Sedikit cerita soal nama Cha Ching, sebetulnya adalah tiruan bunyi "cecing" dari mesin kasir yang dibuka. Jayadi mengibaratkan bagaimana para imigran Tiongkok di Amerika selalu bekerja tanpa libur dan suara mesin kasir sudah akrab di telinga.

"Jadi suara 'cecing' itu, di luar negeri seperti harapan bahwa akan ada rejeki mengalir ke mesin kasir. Jadi kami pakai nama Cha Ching Clan," pungkasnya.




(nor/efr)

Hide Ads