Kedai di Bali Sajikan 63 Kuliner Khas 6 Provinsi di Sulawesi, Cobain Yuk

Denpasar

Kedai di Bali Sajikan 63 Kuliner Khas 6 Provinsi di Sulawesi, Cobain Yuk

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 11 Apr 2023 22:33 WIB
Kedai Sulawesi yang menyajikan 63 hidangan khas Sulawesi di Kota Denpasar, Bali. (Dok. Kedai Sulawesi)
Foto: Kedai Sulawesi yang menyajikan 63 hidangan khas Sulawesi di Kota Denpasar, Bali. (Dok. Kedai Sulawesi)
Jakarta - Sebanyak 63 hidangan khas dari enam provinsi di Pulau Sulawesi bisa ditemui di satu kedai di Bali. Namanya Kedai Sulawesi yang berada di Jalan Pura Demak Gang 1 Nomor 2AB, Desa Pemecutan Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.

Keenam provinsi di Pulau Sulawesi yang makanan khasnya disajikan di Kedai Sulawesi meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Barat. Dari enam wilayah tersebut, sebanyak 60 persen menunya berasal dari Sulawesi Selatan.

"Memang 60 persen Sulawesi Selatan. Selanjutnya ada dari berbagai daerah," kata owner Kedai Sulawesi Andi Sitty Bulqish M saat ditemui detikBali, Sabtu (8/4/2023).

Puluhan menu yang tersedia di Kedai Sulawesi terdiri atas jajanan, makanan, dessert dan minuman. Beberapa menu yang menjadi main course seperti coto makassar, burasa, ikan pallumara, bakso ati raja, nyuknyang Toraja, paria kambu, sop brenebon, sop kondro, ayam woku, bebek palekko hingga kari ayam to bugis.

Andi menjelaskan memang banyak yang bertanya lantaran Kedai Sulawesi justru memunculkan lebih banyak makanan khas Sulawesi Selatan. Banyak dari masyarakat yang menebak hal itu lantaran karena Andi sendiri selaku owner berasal dari Makassar.

Namun, Andi sendiri menepis anggapan tersebut. Ia lebih banyak menghadirkan menu dari Sulawesi Selatan lantaran lebih bisa diterima oleh masyarakat di Bali.

"Ya memang karena dari Sulawesi Selatan yang paling variatif dan empat tahun saya berjalan lidahnya masih bisa dapat dengan orang lokal dan orang pendatang lainnya di Bali," kata dia.

Andi sudah pernah mencoba menu-menu selain dari Sulawesi Selatan yang tak banyak diketahui orang. Sayangnya, menu-menu tersebut peminatnya masih sedikit sehingga tidak begitu laris di pasaran.

"Saya sudah pernah mencoba jualan yang di luar Sulawesi Selatan yang memang agak sulit (atau) jarang banget lah di Bali itu jual, sayang peminatnya kurang. Saya sediain menunya yang beli tidak banyak, yang ada rugi. Dan memang mau tidak mau yang lebih bisa diterima di perantauan itu dari Sulawesi Selatan," tuturnya.

Awal Merintis di Bali

Andi membenarkan ia memang orang asli Suku Bugis dari Sulawesi Selatan. Ia sebagai perantauan yang sejak 2014 tiba di Bali. Sebelum sampai di Pulau Dewata, Andi kerap beberapa kali pindah kota karena pekerjaan suaminya yang berpindah-pindah kota.

Pengalaman sebagai perantauan yang kerap berpindah kota itu menjadi menjadikan Andi punya ide membuat usaha makanan khas Sulawesi. Sebab, ia tidak bisa menjumpai banyak varian menu khas Sulawesi ketika merantau di beberapa kota.

"Memang setiap kota yang saya datangi itu kalau mau cari makan khas Sulawesi paling-paling mentok ya mungkin coto makassar, sop konro dan pisang ijo. Udah mentok-mentoknya di situ," ungkapnya.

Jika berkeinginan mencoba menu-menu khas Sulawesi yang lain, maka ia mesti membuat sendiri. Cara lainnya adalah ia mesti memesan makanan khas Sulawesi lainnya kepada teman seperantauan, biasanya dengan sistem pre-order (PO).

Sistem PO ini mempunyai banyak kendala. Sebab, makanan yang dipesan tentu tidak langsung ada. Sistem PO ini biasanya juga harus ada minimal pembelian sehingga tidak bisa membeli dalam jumlah sedikit.

Alasan itu kemudian membawa keinginan Andi untuk membuat usaha makanan khas Sulawesi. Namun ia baru-baru klik untuk membuat usaha makanan khas Sulawesi itu pada 2019 dengan menghadirkan Kadai Sulawesi.

Promosi Lewat Medsos dan Ibu-ibu Arisan

Andi menceritakan Kedai Sulawesi yang dirintisnya tidak langsung dikenal oleh masyarakat. Nama Kedai Sulawesi baru mulai mencuat ke publik setahun kemudian berkat promosi ciamik lewat dunia maya.

"Jadi 2019 (dirintisnya), banyak orang yang baru ngeh itu memang di setahun kami berjalan, mungkin karena sudah masuk di marketing digitalnya lebih dimaksimalkan. Jadi memang baru mulai terkenal itu di atas 2020-an," jelasnya.

Sejak awal dirintis, menu di Kedai Sulawesi mencoba ditawarkan kepada ibu-ibu rumah tangga lewat acara arisan dengan sistem PO. Andi juga mempromosikan Kedai Sulawesi lewat platform gratisan seperti grup Facebook dan grup WhatsApp. Menu yang ditawarkan pertama kali yakni jajanan.

"Jadi awalnya itu ya di jajanan. Karena karena ya kayak gitu, karena kalau cuma mau coto makassar di Bali banyak banget, di Bali nggak susah nyari coto (makassar). Tapi ada beberapa kue kue tradisional itu sudah sekali kita dapatkan," jelasnya.

Andi memulai usaha Kedai Sulawesi dengan menawarkan ringan jenis menu jajanan. Dari sana, menu kemudian terus bertambah menjadi 12 hidangan, lalu naik lagi menjadi 18 varian dan kini sudah mencapai 63 menu pada 2023. Pada tahun ini ia mulai merambah varian ke chinese food khas Sulawesi.

Ada Menu Yang Bahan Bakunya Didatangkan dari Sulawesi

Tidak semua menu bisa tersedia setiap hari. karena ada beberapa bahan bakunya didatangkan langsung dari Sulawesi. Menu yang betul-betul harus dikirim dari Sulawesi harganya juga harus menyesuaikan.

Salah satu menu yang bahannya perlu didatangkan dari Sulawesi langsung yakni bebek palekko. Walhasil, harga menu ini harganya harus menyesuaikan sehingga menjadi lebih tinggi dibandingkan menu bebek pada umumnya.

4 Menu Terlaris

Terdapat beberapa menu di Kedai Sulawesi yang menjadi paling laris yakni jajanan jalangkote, coto makassar, nyuknyang toraja, hingga sop konro. Padahal sebetulnya, Andi tidak ingin turut melempar menu coto makassar ke pasar karena sudah banyak yang menjual.

Namun, ia akhirnya ikut menjual menu coto makassar karena permintaan dari masyarakat yang cukup tinggi. Andi menduga, menu menjadi laris lantaran di benak masyarakat sudah tercatat bahwa makanan khas Sulawesi yakni coto makassar.

"Walaupun misi awalnya itu bukan (menjual) coto (makassar) yang saya mau lempar ke pasar, cuma mau tidak mau karena mungkin kepalanya itu makanan Makassar itu coto makassar, tetap saja banyak yang nyari di sini. Jadi tetap saya sediakan juga dan itu juga best seller memang tingkat penjualannya tinggi," terangnya.

Padahal, jelas Andi, Kedai Sulawesi hadir bukan untuk menjadi pesaing penjual Coto Makassar yang sudah hadir di Bali lebih dulu. Melainkan, Andi mengaku ingin menggiring pembeli untuk menikmati hidangan khas Makassar selain coto.


(nor/hsa)

Hide Ads