Kiat UMKM di Denpasar Olah Daun Kelor-Pare Jadi Camilan

Kiat UMKM di Denpasar Olah Daun Kelor-Pare Jadi Camilan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 06 Nov 2022 23:21 WIB
Yuli Setiawati menata produk kripik pare dan wortel di Festival Pangan Lokal Bali 2022 di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Minggu (6/11/2022).
Yuli Setiawati menata produk kripik pare dan wortel di Festival Pangan Lokal Bali 2022 di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Minggu (6/11/2022). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Denpasar mempunyai cara unik untuk memasyarakatkan sayuran, terutama kepada anak-anak. Salah satunya dengan mengolah daun kelor hingga pare menjadi camilan berupa kripik.

UMKM Best Friend misalnya, sejak tahun 2019 telah memproduksi kripik dendeng daun kelor. Penggunaan daun kelor sebagai bahan dasar utama dilatarbelakangi oleh banyaknya anak yang tidak menggemari sayur tersebut.

"Mereka sama sekali tidak mau makan sayur padahal sayur kelor ini kan salah satu super food yang punya banyak manfaat," tutur Nungki Harsanti selaku marketing Best Friend saat ditemui di Festival Pangan Lokal Bali 2022 di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Minggu (6/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kata Nungki, daun kelor merupakan sayuran yang mudah ditemui dengan pasokan yang cukup berlimpah. Dari sanalah tercetus ide menciptakan kripik dendeng daun kelor.

Kripik dendeng daun kelor, kripik pare, dan wortel yang olahan UMKM di Festival Pangan Lokal Bali 2022 di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Minggu (6/11/2022).Kripik dendeng daun kelor, kripik pare, dan wortel yang olahan UMKM di Festival Pangan Lokal Bali 2022 di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Minggu (6/11/2022). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)

Selain daun kelor, bahan lainnya dalam pembuatan kripik tersebut antara lain kemiri, tepung beras, kencur, garam, dan lainnya. Rasa dan aroma yang dihasilkan pun terkesan tidak seperti olahan daun kelor, melainkan seperti kripik rumput laut yang gurih. Satu pcs kripik kelor dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Responsnya banyak yang suka dan anak-anak jadi suka makan sayur karena ada kripik ini yang rasanya seperti nori" imbuhnya.

Sementara itu, UMKM lainnya yang juga memanfaatkan sayuran sebagai bahan kripik adalah produk dari Ratu Crispy. UMKM asal Kota Denpasar ini, menggunakan sayuran pare dan wortel sebagai bahan utama kripik.

"Selama ini pare itu kan banyak dipandang sebelah mata dan penggemarnya juga tidak banyak, termasuk saya juga tidak begitu suka. Wortel juga sama," kata marketing Ratu Crispy, Yuli Setiawati (43).

Berangkat dari hal tersebutlah, pihaknya memulai usaha rumahan untuk menyulap pare dan wortel menjadi camilan berupa kripik. Satu pcs produk tersebut dijual seharga Rp 15 ribu.

"Pembeli di kami bilang kripik ini enak dan tidak terasa seperti makan sayur pare dan wortel. Kami juga sudah ada planning untuk membuat keripik dari sayur yang juga bukan digemari oleh anak-anak," imbuhnya.




(iws/hsa)

Hide Ads