Sebanyak 32.626 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terdata berada di Kota Denpasar yang tersebar di empat kecamatan. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar mencatat di Kecamatan Denpasar Selatan ada 7.873 UMKM, Denpasar Barat 10.463, Denpasar Timur 4.721, dan Denpasar Utara 9.569 UMKM.
Dari puluhan ribu UMKM tersebut, sebanyak 33 persen bergerak di kuliner. Sisanya fesyen 24 persen, pendidikan 3 persen, otomotif 8 persen, agrobisnis 18 persen, teknologi informasi 3 persen, dan lainnya 11 persen.
Fungsional Pengembang Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar I Gede Abdi Pustaka mengatakan sektor kuliner mendominasi UMKM di Denpasar disebabkan oleh warga Denpasar yang heterogen. Sehingga, menyebabkan usaha di bidang kuliner sangat diminati oleh warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh sebab itu, pelaku UMKM banyak menjajakan usahanya khususnya kuliner di Kota Denpasar. Selain itu, usaha kuliner mudah diikuti oleh para pelaku usaha baru yang ingin memiliki usaha," ujar Abdi saat dihubungi detikBali, Rabu (31/7/2024).
Abdi juga menjelaskan dari tahun ke tahun jumlah UMKM di Denpasar terus bertumbuh. Pada 2021 total UMKM 32.32 unit, 2022 terdapat 32.476 UMKM, dan pada 2023 ada 32.626 UMKM.
Menurutnya, pertumbuhan UMKM tersebut sangat baik bagi roda perekonomian di Denpasar. Terlebih, UMKM juga mampu bertahan saat pandemi COVID-19.
"Yang banyak memengaruhi pertumbuhan (UMKM) tersebut adalah semakin padatnya masyarakat Denpasar yang berimbas kepada banyaknya pelaku UMKM, khususnya kuliner untuk membuka usahanya karena adanya kesempatan dari padatnya masyarakat di Denpasar," jelasnya.
Abdi menjelaskan ada dua program besar yang dilakukan pada 2024 demi mendorong pertumbuhan UMKM di Denpasar. Pertama, Layanan Edukasi dan Temu Wirasa Pelaku Usaha dan Koperasi (Lentera Pusaka) dan Santai Kreatif Jalan-jalan (Senja).
Lentera Pusaka merupakan layanan yang diberikan kepada pelaku UMKM berupa pendampingan perijinan dan pendampingan digital marketing. Serta pendampingan proses produksi yang dikemas dengan beberapa pelatihan-pelatihan.
Sementara, Senja adalah program yang memfokuskan pertumbuhan UMKM melalui pameran-pameran lokal maupun keluar daerah. Serta berkolaborasi dengan desa adat di Denpasar untuk memperkenalkan produk-produknya melalui Senja.
Dari 32.626 UMKM tersebut, Abdi melanjutkan, ada sebanyak 65 persen pelaku UMKM telah memiliki NIB. Menurutnya, masih banyak pelaku UMKM yang takut akan pajak dan itulah yang akan pihaknya sosialisasikan agar pelaku UMKM tidak takut akan pajak.
"Selain itu, pelaku UMKM kami masih banyak yang kurang paham dalam pembuatan NIB melalui OSS.GO.ID. Jadinya, kami melakukan pendampingan jemput bola bahkan secara online untuk pembuatan NIB-nya. Rencana kami di 2026 pelaku UMKM kami sudah semua memiliki NIB," tandasnya.
(hsa/iws)